--> Skip to main content

Cara Memelihara Ikan Patin Supaya Cepat Besar

Cara Memelihara Ikan Patin Infoikan.com Sudah tau cara membuat pakan ikan patin? atau ingin tau pakan alami ikan patin selain pelet? Siapa sih yang tidak tau patin, salah satu jenis ikan konsumsi air tawar yang memiliki rasa daging sangat lezat, sehingga dimanfaat untuk usaha dan bisnis sampaingan.

Tak hanya itu, untuk melakukan budidaya patin sendiri tergolong sangat mudah. Karena disamping mudahnya dalam mencari bibitnya, sudah banyak yang memberi tips cara ternak ikan patin sekaligus cara merawatnya sesuai kondisi suhu di daearh. Bagi Anda yang kurang tau akan cara memelihara ikan patin supaya cept besar, berikut ini penjelasan singkatnya.

Cara Memelihara Ikan Patin


Cara Memelihara Ikan Patin Supaya Cepat Besar

Pemeliharaan larva merupakan kegiatan yang paling menentukan keberhasilan usaha pembenihan ikan patin.tingkat kematian pada fase larva sampai 15 hari sangat tinggi karena stadia larva merupakan fase yang paling kritis dalam siklus hidup ikan patin dan cenderung lebih sulit daripada fase penetasan telur itu sendiri.

Oleh karena itu , penetasan telur dan pemeliharaan secara terkontrol merupakan hal yang mutlak dilakukan. Pemeliharaan larva patin harus dilakukan diruang tertutup rapat dan terlindungi dari pengaruh perubahan suhu, cuaca hujan, angin dan hama predator.
 

Pemeliharaan larva mulai dilakukan ketika cadangan makanan atau kuning telur yang ad diperut larva mulai habis , yaitu 1 hari dari telur menetas. Pakan larva yang diberikan setelah telur menetas adalah telur artemia yang baru menetas  .

Selanjutnya, diberi pakan berupa cacing sutera. Dan pakan pellet tepung dengan kandungan protein minimal 40% . Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai benih ukuran ¾- inci adalah 21-30 hari.
 

Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pemeliharaan larva agar angka mortalitas larva dapat ditekan seminimal  mungkin, yaitu sebagai berikut.
 

A.Persiapan Wadah Pemeliharaan       

Persiapan wadah cara memelihara ikan patin merupakan hal yang harus dilakukan. 


Sebelum memulai pemeliharaan. Kegiatan persiapan tersebut mulai beberapa proses diantaranya pengeringan, pembersihan, perbaikan(wadah produksi, instalasi air, instalasi listrik, instslasi udara , serta sluran pembuangan), dan pengisian air.

Penyiapan wadah pemeliharaan larva bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang optimal bagi larva sehingga bias hidup dan berkembang, serta mengurangi serangan bakteri atau jamur. Wadah pemeliharaan larva harus sudah disiapkan 1-2 hari sebelum larva ditebarkan
 

Persyaratan untuk pemeliharaan larva adalah air yang digunakan harus bersih dan jernih serta suhu air dan udaranya harus stabil danberflutuasi. Sumber air bersih bisa berasal  pompa atau sumur gali.

Untuk meningkatkan kandungan oksigen terlarut dalam air dan menguapkan gas gas lain sebagai media pemeliharaan, air diareasi terlebih dahulu selama 1-2 hari atau dengan menampungnya tarlebih dahulu  dalam bak tendon air. Pada bak tendon tarsebut juga dipasang aerasi dari blower atau aerator selama 24 jam.
 

Untuk mencegah timbulnya jamur dan bibit penyakit pada larva patin,berikan larutan larutan methylene blue (mb) pada media pemeliharaan dengan takaran sesuai dengan aturan yang tercantum pada label kemasan.perlakuan ini diberikan minimal 1-2 hari sebelum larva patin dimasukkan .
 

Untuk menjaga suhu air  tetap dalam kondisi stabil ,lengkapi  wadah pemeliharaan  dengan heater atau sumber panas yang berasal dari pemanas ruangan berasal dari pemanas ruangan berupa lampu  listrik atau kompor. 

Persiapan selanjutnya adalah pemasangan instalasi penetasan, pada tahapan ini,penggunaan aerasi dari blower atau aerator kedalam wadah pemeliharaan diperlukan untuk menyuplai oksigen terlarut.

Hal ini karena larva patin sangat peka tarhadap kekurangan oksigen.aerasi dipasang pada setiap bak atau wadah pemeliharaan larva. Tekanan aerasi dibuat sedemikian rupa agar tidak terlalu kencang sehingga larva tidak mudah stres. 

Untuk mengurangi goncangan akibat gelembung air yang terlalu besar, pada ujung selang aerator bisa ditempatkan sebuah batu aerasi. Selama pemeliharaan larva berlangsung , aerasi harus slalu dihidupkan.
 

B. Macam Wadah Memelihara Larva Ikan Patin
Pemeliharaan larva patin dilakukan selama 21-30 hari atau jika benih patin telah mencapai  ukuran ¾-1 inci/ekor. Benih patin yang telah mencapai  ukuran 1 inci  selanjutnya di dederkan ke kolam atau  bak yang lebih luas.

1. Cara Memelihara Ikan Patin Supaya Cepat Besar di Kolam Fiberglass
Fiberglass yang umum dipakai untuk pemeliharaan larva/benih patin berukuran panjang 2 m ,lebar 1 m ,dan tinggi 0,5 m. atau bak fiberglass  ada yang bulat /oval atau empat persegi. Untuk jumlah  larva patin sebanyak  200.000  ekor,diperlukan bak fiberglass sebanyak 12 buah. Tinggi air pada bak pemeliharaan berkisar 30-40 cm. 


Bak fiberglass bisa diperoleh dengan membeli di took akuarium atau di toko akuarium atau ditoko alat –alat perikanan .bak fiberglass tergolong praktis dan mudah dalam pengelolaannya dan bisa di pindah-pindahkan. Namun ,harga sebuah bak fiberglass masih terbilang mahal .

Seperti halnya di akuarium ,pemeliharaan larva di bak fiberglass juga di temptkan di dalam ruangan yang tertutup rapat dan terlindungi. Tujuannya untuk mempertahankan suhu air dan suhu ruangan tetap stabil. Pada bak fiberglass juga dilengkapi dengan beberapa titik aerasi dan heater.
Cara Memelihara Ikan Patin




2. Cara Memelihara Ikan Patin di Akuarium

Selain berfungsi sebagai tempat penetasan telur,akuarium juga berfngsi sebagai  tempat pemeliharaan larva sampai larva berkembang menjadi benih dengan ukuran tertentu atau berukuran ¾-1 inci/ekor.
 

Akuarium yang umum di gunakan untuk pemeliharaan larva patin antara lain berukuran panjang 80-100 m,lebar 40-60 cm, dan tinggi 40 cm.akuarium ukuran tersebut dapat di isi dengan larva patin sebanyak 5.000 ekor. Untuk larva sebanyak 200.000 ekor,diperlukan akuarium sebanyak 40 buah. Namun,jumlah akuarium yang dibutuhkan targantung dari larva yang akan dipelihara.
 

Akuarium akuarium tarsebut disusun dan diletakan pada arak-rak yang di buat dari besi atau kayu. Setiap akuarium dilapisi dengan Styrofoam atau gabus yang berfungsi untuk mencgah retak dan pecahnya akuarium.

Akuarium yang dibutuhkan disesuaikan dengan jumlah telur dn larva yang akan dipelihara . Setelah menetas menjadi larva,benih tersebut kemudian di jarangkan menjadi beberapa akuarium. Pada setiap akuarium di lengkapi dengan beberapa titik aerasi dan heater. 


Cara Memelihara Ikan Patin

3. Cara Memelihara Ikan Patin di Kolam Semen
Bak pemeliharaan untuk larva patin dapat tarbuat dari bak semen. Pemeliharaan larva patin  di bak semen hendaknya dilakukan stelah benih patin mulai Makan cacing sutera atau sekitar umur 10 hari dari penetasan. Jika pemeliharaan  larva patin dilakukan setelah larva menetas (umur 1 hari) tingkat kematian atau mortalitas benih sangat tinggi.
 

Bak semen untuk pemeliharaan larva patin tersebut hendaknya di tempatkan di dalam ruangan tertutup dan terlindungi.tujuannya untu mempetahankan suhu air ruangan tetap stabil .

Jika pemeliharaan larva berada di ruang terbuka,maka pada wadah pemeliharaan tersebut di atas dan dindingnya di beri penutup atau pelindung berupa tutup plastik agar suhu di dalam wadah pemeliharaan tetap stabil.pada bak semen tersebut di lengkapi dengan beberapa titik aerasi dan pemanas air (heater).
 

Bak semen yang umum di gunakan untuk pemeliharaan larva patin berukuran lebar 1 m,panjang 2-4 meter dan tinggi 0.8m. Kolam pemeliharaan di lengkapi dengan saluran pemasukan atau pengeluaran yang terbuat dari pipa paralon. 

Fungsi kedua saluran tersebut adalah untuk memudahkan pengeringan dan pengisian air.tinggi air pada bak pemeliharaan larva patin dapat di atur mulai dari 20-50 cm. Pemeliharaan larva patin di bak semen di lakukan sampai dngan benih ukuran ¾-1 inci/ekor. Setelah benih mencapai ukuran tersebut ,benih di pindahkan ke kolam pendederan yang lebih luas.

4. Cara Memelihara Ikan Patin di Kolam Terpal Plastic
Terpal plastik bisa dijadikan sebagai tempat alternatif tempat pemeliharaan larva ikan patin. Metode pemeliharaan kolam terpal sudah banyak dipakai oleh para pembudidaya patin keran praktis dalam pengelolaan dan memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi.


Padat penebaran di kolam terpal sekitar 40 ekor/l. Untuk jumlah larva patin sebanyak 200.000 ekor, diperlukan bak terpal plastik sebanyak 12-14 buah. waktu pemeliharaan patin di kolam terpal yaitu 21-30 hari atau jika benih patin telah mencapai ukuran 3/4-1 inci/ekor.

C. Penebaran Larva
Cara memelihara ikan patin supaya cepat besar selanjutnya proses pemasukan benih patin. Agar tidak menyebabkan larva stress, proses penyebaran larva harus dilakukan secara hati-hati, yakni dengan cara memperhatikan kondisi air serta kesesuaian larva, aerasi sebaiknya dikecilkan, ketinggian air pada bak pemeliharaan diupayakan 20-50cm.

Dan padat penebaran optimal 100 ekor/l air (patin siam), 30 ekor larva/l (patin jambal) dengan sisitem sirkulasi), dan 50 ekor /l air (patin pasupati). 

Seiring pertumbhan larva menjadi benih, perlu dilakukan pemindahan dan penjarangan kepadatan. Idealnya, penebaran larva dilakukan setelah larva berumur minimal 5 jam dari penetasan dan larva yang ditebar harus sudah terbebas dari sisa telur yang tidak menetas.

Jenis Pakan Larva Patin dan Cara Pemberiannya

Pakan untuk larva patin harus disesuaikan dengan ukuran dan besarnya bukaan mulut larva patin. 

Cara memelihara ikan patin pada tahap peberian pakan harus jenis pakan yang sesuai dan cocok untuk larva atau benih patin antara lain, Kutu air (Daphnia sp, Moina sp), telur Artemia (Artemia sp), dan cacing sutera (Tubifex sp).

Larva mulai aktif makan pada jam ke 30-36 setelah penetasan dengan pakn awal berupa artemia. Berikut tahana cara pemberian larva ikan yang sesuai standar. 

a. Umur 0-2 hari (tergantung suhu), larva patin belum diberi pakan tambahan karena masih mempunyai cadangan makanan dalam tubuh berupa kuning telur (yolk).

b. Umur 2-7 hari, larva patin diberi pakan Artemia, yakni pada saat larva berumur kurang lebih 36 jam.

c. Umur 7-15 hari, larva atau benih patin diberi pakan berupa cacing sutera (tubifex sp). Biasanya setelah pemberian pakan cacing sutera pertumbuhan larva patin akan cepat.

Di awal pemberian, campur pakan cacing sutera dengan artemia dulu. Hal ini karena larva patin belum terbiasa makan cacing sutera. Dengan cara demikian larva patin yang masih berumur kecil dan belum makan cacing sutera akan memakan artemia.

Frekuensi pemberian pakan cacing sutera dilakukan setiap 3 jam sekali yang diberikan secara ad libitum atau secukupnya dengan memperhatikan nafsu makan ikan.

d. Umur 15-30 hari, diberi pakan pelet terbentuk tepung dengan kandungan protein minimal 40%. Walaupun jumlah pakan yang diberikan sesuai kebutuhan, tetapi kisaran pakannya adalah kurang lebih 15 % dari total bobot ikan. 

Frekuensi pemberian pakan pelet tepung untuk benih patin 5 kali per hari.

E. Cara Memelihara Ikan Patin - Pengelolaan Air
Pengelolaan air merupakan salah satu kunci keberhasilan memelihara larva patin. Pengelolaan air bertujuan menyediakan lingkungan hidup yang optimal bagi larva agar dapat hidup, berkembang, dan tumbuh secara optimal.

Prinsi pengelolaan air adalah memasukkan zat yang bermanfaat seperti oksigen atau air baru ke dalam wadah budidaya mengeluarkan yang tidak bermanfaat bahkan merugikan seperti sisa pakan, kotoran ikan, amoniak (NH3), atau CO2.

Demikian inilah uraian singkat tentang cara memelihar ikan patin yang mudah dilakukan untuk pemula. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba dengan hasil yang maksimal.

Sumber: Panduan lengkap Aribisnis Patin
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar