--> Skip to main content

Mengenal Ikan Patin Secara Detail (Catfish)

Mengenal Ikan Patin Infoikan.com Sudah tau jenis jenis ikan patin? atau ingin tau ciri ciri ikan patin jantan dan betina? Siapa sih yang tidak kenal patin, salah satu jenis ikan konsumsi air tawar yang mudah dibudidayakan. Terutama dijadikan sebagai koleksi untuk ikan hias baik jenis ikan hias akuarium maupun ikan hias aquascape.

Tak hanya itu, kini ikan patin menjadi ciri khas makanan yang banyak dicari semua kalangan. Aneka olahan ikan patin juga dimanfaatkan sebagai ajang usaha maupun resep dapur kelurga. Maka tak heran jika sekarang ini populer sekali orang ingin tau dan mengenal ikan patin beserta gambarnya.

Mengenal Ikan Patin


Mengenal Ikan Patin Secara Detail Beserta Gambarnya

Ikan patin adalah salah satu jenis ikan dari kelompok lele-lelean (catfish) yang menjadi salah satu komoditas unggulan ikan air tawar. Hal ini karena patin mempunyai pangsa pasar yang cukup besar, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Budidaya patin relatif mudah karena patin termasuk jenis ikan yang mudah dipelihara, dapat hidup serta tumbuh di kolam yang airnya tergenang (tidak mengalir), serta minim oksigen.

Patin juga cukup responsif terhadap pemberian pakan tambahan. Pada kegiatan budidaya, dalam waktu 6 bulan, ikan patin mampu mencapai ukuran konsumsi dengan panjang 35-40 cm.

Kemampuan patin berada di lokasi yang minim oksigen lebih disebabkan adanya alat bantu pernafasan bernama labirin yang mampu menangkap oksigen dari udara sehingga tidak ada kekhawatiran patin mengalami kekurangan oksigen.

Namun, pertumbuhan dan perkembngan ikan patin tetap akan lebih cepat dan sehat jika dipelihara pada lingkungan budidaya yang memenuhi persyaratan ideal, diantaranya cukup akan kandungan oksigen.

Nama ikan patin disetiap tempat atau daerah berbeda-beda. Di Negara asalnya, patin siam diberi nama pla sawai, di Vietnam disebut ca tre yu, dan di Kamboja disebut trey pra. Sementara itu, di malaysia patin siam selain disebut ikan patin, juga disebut ikan lawang, martinus, dan tikol.

Sedangkan di Indonesia, selain dinamankan ikan patin, disebut juga jambal, pangasius, lele bangkok (jawa), patin kunyit (Riau), dan ikan juara (Sumatra dan Kalimantan). Dalam bahasa Inggris, patin siam disebut catfish, river catfish, atau striped catfish.

Klasifikasi dan Morfologi Ikan Patin (Catfish) 
Mengenal ikan patin berdasarkan klasifikasinya, taksonomi (klasifikasi morfologi) ikan patin dapat dijabarkan sebagai berikut:

Filum              : Chordata (Hewan bertulang belakang)
Kelas              : Pisces (bangsa ikan yang bernafas dengan insang)
Sub Kelas        : Teleostei (Ikan bertulang keras)
Ordo (bangsa) : (rongga perut bagian atasnya memiliki tulang sebagai alat perlengkapan keseimbangan yang disebut tulang weber)
Sub-Ordo        : Siluroidea (Bentuk tubuhnya memanjang, tidak bersisik, dan berkulit licin)
Famili              : Pangasidae (Memiliki bentuk badan agak pipih dan tidak bersisik).
Genus              : Pangasius.

Jenis-Jenis Ikan Patin yang Populer Dipelihara
Jenis ikan patin yang umum dijumpai di pasaran hingga saat ini adalah patin lokal dan patin siam. 

Patin lokal merupakan patin asli Indonesia yang berasal dari sungai--sungai besar di Sumatera, Kalimantan, dan pulau Jawa. Sementara itu, patin siam atau bangkok berasal dari Thailand.

Terdapat beberapa kerabat patin lokal yang berada di perairan umum Indonesia, diantaranya pangasius jambal, pangasius macronema, pangasius micronemus, pangasius nasutus, pangasius niewenhuisii, pangasius humeralis, pangasius lithostoma.

Diantara jenis-jenis patin lokal tersebut, yang berpeluang menjadi komoditas ekspor adalah patin jambal (Pangasius djambal Bleeker) karena memiliki daging yang putih.

Mengenal Ikan Patin
infoikan.com


Morfologi Ikan Patin (Catfish)
Menganal ikan patin secara umum, ikan patin memiliki tubuh licin, tidak bersisik, serta memiliki bentuk tubuh agak memanjang dan pipih. Warna tubuh patin pada bagian punggung keabu-abuan atau kebiru-biruan dan di bagian perut putih keperak-perakan.

Kepala ikan patin berbentuk simetris, lebar dan pipih, hampir mirip seperti ikan lele. Matanya terletak agak ke bawah. Di perairan umum, panjang ikan patin bisa mencapai 120 cm.

Mulut ikan patin agak lebar dan terletak di ujung kepala agak ke bawah (sub-terminal). Pada sudut mulutnya, terdapat dua pasang sungut atau kumis yang berfungsi sebagai alat peraba pada saat berenang ataupu mencari makan. 

Keberadaan kumis menjadi ciri khas dari ikan golongan catfish.

Tubuh ikan patin terbagi menjadi 3 bagian, yaitu kepala, badan, dan ekor. Bagian kepala mulai dari ujung mulut sampai akhir tutup insang. Bagian badan mulai dari akhir tutup insang sampai pangkal sirip anal. 

Sementara bagian ekor dimulai dari sirip anal sampai ujung ekor. Sirip ekor ikan patin berbentuk seperti gunting(bercagak) dan simetri.

Ikan patin memiliki 5 sirip, yaitu sepasang sirip dada (pectoral fin), sepasang sirip perut (ventral vin), sebuah sirip punggung (dorsal fin), sebuah sirip dubur (anal fin), dan sebuah ekor (caudal fin).

Selain 5 sirip tersebut, patin juga memiliki sirip yang tidak dimiliki ikan lain, yaitu sirip tambahan (adipose fin) yang terletak diantara sirip punggung terdapat 1 jari-jari keras (patil) dan 6-7 buah jari-jari lunak.

Sirip dubur patin cukup panjang, yakni mulai dari belakang dubur hingga pangkal sirip ekor serta mempunyai 30-33 jari-jari lunak.

Pada sirip perut terdapat 6 jari-jari lunak. Sedangkan pada sirip dada terdapat 1 jari-jari keras (patil) dan 12-13 jari-jari lunak.

Mengenal Ikan Patin
Infoikan.com


Habitat dan Penyebaran Ikan Patin
Mengenal ikan patin merupakan sebuah keharusan sebelum melakukan budidaya. Ikan patin banyka dijumpai pada habitat atau lingkungan hidup berupa perairan air tawar, yakni di waduk, sungai-sungai besar, dan muara muara sungai.

Patin lebih banyak menetap di dasar perairan daripada di permukaan. Di Indonesia, patin tersebar di perairan pulau Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Sementara di luar Indonesia, patin dan kerabatnya tersebar di perairan Thailand, Vietnam, Cina, Kamboja, Myanmar, Laos, Burma, India, Taiwan, dan Malaysia.

Bila sebelumnya ikan patin hanya dikenal dan digemari oleh segelintir masyarakat di pulau Sumatera dan Kalimantan, saat ini ikan patin telah banyak dijumpai dan di budidayakan di Pulau Jawa, bahkan di kawasan Indonesia Timur.

Oleh karena itu, bisa dibilang penyebaran ikan patin sudah hampir mencakup seluruh wilayah di tanah air. 

Daerah-daerah di Indonesia yang berpotensi menjadi daerah komoditas ikan patin antara lain Sumatera, Selatan, Lampung, Jambi, Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Jawa Barat.

Mengenal Ikan Patin
Infoikan.com

Kebiasaan Makan Ikan Patin

Mengenal ikan patin saat makan itu perlu sekali dketahui. Patin mempunyai kebiasaan makan di dasar perairan atau kolam (bottom feeder). 

Berdasarkan jenis pakannya, patin digolongkan sebagai jenis ikan yang bersifat omnivora (pemakan segala). Namun, pada fase larva, patin bersifat kanibalisme. Yaitu memiliki sifat yang suka memangsa jenisnya sendiri.

Jika kekurangan pakan, larva patin tidak segan-segan memangsa kawannya sendiri. Oleh karena itu, ketika masih dalam keadaan tahap larva, pemberian pakan tidak boleh terlambat.

Pada kegiatan budidaya, makanan ikan patin akan berubah sejalan dengan pertambahan umur dan perkembangannya. 

Larva patin berumur 0-2 hari, belum diberi pakan tambahan karena masih mempunyai makanan berupa kuning telur (yolk) yang menmpel di perut. 

Umur 2-7 hari, larva pati diberi pakan telur artemia Sp. Umur 7-15 hari, larva patin diberi pakan cacing sutera atau Tubifex sp. Sementara itu, benih patin mulai umur 15-30 hari sudah dapat diberikan pakan pelet berbentuk tepung dengan kandungan protein minimal 40%.

Di habiatat aslinya, patin memakan ikan-ikan kecil, cacing, udang-udangan, moluska, serangga, dan biji-bijian. Berdasarkan jenis pakannya yang beragam tersebut, patin dikategorikan sebagai ikan pemakan segala (karnivora).

Namun demikian, pakan buatan (pelet) merupakan makanan yang terbaik dan mutlak diberikan bagi ikan patin yang dibudidayakan secara intensif. 

Pakan buatan pabrik atau pelet memang memiliki kualitas yang terjamin dengan kandungan nutrsi yang lengkap sehingga sangat baik untuk perkembangan dan pertumbuhan patin yang optimal.

Namun, yang menjadi pertimbangan jika menggunakan pakan buatan parik adalah harganya yang relatif mahal. Ikan patin termasuk salah satu ikan yang rakus terhadap makanan tambahan. 

Pada pembudidayaan, dalam umur enam bulan saja, ikan patin bisa mencapai panjang ukuran antara 35 - 40 cm.

Untuk menekan biaya produksi akibat harga pakan yang mahal, ikan patin dapat diberikan pakan berupa pelet ikan buatan sendiri serta pakan tambahan lainnya.

Contoh pakan tambahan bagi ikan patin adalah ikan rucah, limbah pemindangan ikan, limbah peterakan ayam atau burung puyuh, misalnya bangkai yang dibakar, sisa telur yang tidak menetas, keong mas, dan belatung.

Mengenal Ikan Patin
Infoikan.com


Demikian inilah sedikit ulasan tentang mengenal ikan patin secara detail, semoga bermanfaat dan selamat mencoba untuk membudidayakannya dengan hasil yang maksimal.

Sumber: Panduan Lengkap Agribisnis Patin
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar