--> Skip to main content

Cara Mudah Budidaya Ikan Nila di Keramba Jaring Apung (KJA) Hemat Biaya dan Menguntungkan

Budidaya Ikan Nila di Keramba Jaring Apung infoikan.com Dalam sistem budidaya ikan nila, kegiatan yang paling banyak dilakukan petani adalah pembesaran benih menjadi ikan nila siap dijadikan jenis ikan konsumsi.

Pembesaran ikan nila biasanya dilakukan selama 3 – 8 bulan. Lamanya waktu pemeliharaan ini dilakukan untuk mendapatkan ukuran ikan yang sesuai dengan permintaan pasar.
 

Pembesaran ikan nila paling banyak dilakukan di perairan air tawar, seperti kolam air tenang, kolam air deras, danau atau waduk, sungai, dan sawah.
 

Selain itu, pembesaran ikan nila saai ini juga banyak dilakukan di tambak air payau pada tambak bekas pemeliharaan udang atau bandeng.
 

Berikut langkah-langkah budidaya ikan nila di keramba jaring apung (KJA) berdasarkan hasil yang sudah pernah mendapatkan keuntungan.

Budidaya Ikan Nila di Keramba Jaring Apung


Budidaya Ikan Nila di Keramba Jaring Apung


Keramba jarring apung merupakan pola pembesaran ikan nila yang banyak dilakukan di danau atau waduk.
 

Jaring yang digunakan untuk pemeliharaan di apungkan di danau atau waduk dengan bantuan pelampung berupa drum plastic atau drum baja.
 

Untuk mencegah KJA tidak berpindah tempat, petani biasanya menancapinya jangkar di dasar perairan.
 

Pada KJA yang jumlahnya banyak, petani umumnya membangun rumah di atas untuk tempat penampungan pakan dan tempat tinggal para pekerja.
 

Syarat Perairan untuk Budidaya Ikan Nila di Keramba Jaring Apung
 

Kondisi air tidak tercemar serta telah memenuhi syarat minimal baku mutu kualitas dan baku mutu budidaya.
 

Kedalaman air minimal 5 meter dari dasar jarring pada saat surut terendah.
 

Suhu air 23 – 30 derajat C dan derajat keasaman  (pH) 6,5 – 8,5.
 

Oksigen terlarut lebih dari 5 mg/liter, ammonia (NH3) kurang dari 0,002 mg/liter, dan kecerahan yang diukur dengan secchi disk lebih dari 3 meter.
 

Persiapan Jaring Apung
 

Tahap berikutnya budidaya ikan nila di keramba jaring apung adalah menyediakan kerangka.
 

Kerangka terbuat dari bahan dasar kayu, bambu, atau besi yang antikarat. Ukuran jaring apung yang biasa dibuat oleh petani KJA adalah 7 x 7 m2.
 

Menyediakan Pelampung
 

Pelampung untuk budidaya ikan nila di keramba jaring apung terbuat dari drum plastik atau drum baja ukuran 200 liter berbentuk silindris.
 

Untuk ukuran keramba 7 x 7 m2 dibutuhkan pelampung sebanyak 8 buah.
 

Menyediakan Tali Jangkar
 

Berbahan polietile (PE) dengan panjang 1,5 kali dari kedalaman perairan. Jumlah tali jangkar idealnya 5 buah dengan diameter 0,75 inchi.
 

Persiapan Jangkar
 

Terbuat dari blok beton yang dibungkus karung. Bentuknya segi empat dengan berat masing-masing 200 kg. Untuk satu unit KJA dibutuhkan minimum 5 unit.
 

Menyiapkan Jaring
 

Dalam melakukan budidaya ikan nila di keramba jaring apung, jaring digunakan sebagai tempat pemeliharaan ikan nila.
 

Bahan jaring sebaiknya terbuat dari polietelin (Pe 210 d/12) berukuran mata jaring 1 inchi. Idealnya, jaring berwarna hijau agar sama dengan warna air.
 

Ukuran jaring untuk pemeliharaan ikan nila biasanya memiliki lebar 7 meter, panjang 7 meter, dan kedalaman 3 meter.
 

Setelah jaring selesai dibuat, jaring apung bisa segera ditempatkan di danau atau waduk.
 

Namun sebelum digunakan, sebaiknya dibiarkan dulu beberapa hari agar bau plastiknya hilang.
 

Sementara itu, jika jaring apung yang digunakan merupakan jaring bekas pemeliharaan ikan lain, sebaiknya diangkat dan diperiksa kondisinya.
 

Lumut yang menempel tidak perlu dibersihkan, karena akan menjadi makanan bagi ikan nila.
 

Kecuali, lumutnya terlalu banyak dan menyumbat jaring. Jaring berisiko rusak setelah digunakan selama 5 tahun. Karena itu, ganti setiap 5 tahun sekali.
 

Tahap Penebaran Benih Ikan Nila di Keramba Jaring Apung


Budidaya ikan nila di keramba jaring apung selanjutnya adalah proses penebaran benih.
 

Benih ikan nila yang berukuran 10 – 13 cm bisa langsung ditebar di KJA. Namun, jika benih masih berukuran 8 – 10 cm sebaiknya dideder dulu dengan hapa atau jaring kecil.
 

Pemeliharaan benih ukuran 8 – 10 hingga menjadi 13 cm biasanya selama 20 hari.
 

Jika benih siap tebar sebelumnya dipelihara di dalam jaring apung, proses penebaran benih cukup dengan membuka jaring kecil ke tempat pembesaran benih.
 

Jika benih didapat dengan cara membeli dari luar kota, sebelum ditebar perlu aklimatisasi terlebih dulu dengan cara merendam plastik tempat benih di dalam air danau dalam KJA selama 15 menit.
 

Setelah itu, benih ditebar dengan cara membuka ikatan plastik dan melepas ikatannya perlahan-lahan.
 

Padat tebar pembesaran ikan nila di KJA umumnya 10 ekor/m3.
 

Misalnya, luas KJA berukutan 7 x 7 meter dengan kedalaman 3 meter maka dapat diisi banih sebanyak 1.470 ekor.
 

Namun, jika kondisi waduk atau danau memiliki kedalaman lebih dari 8 meter seperti di jati luhur, kedalaman KJA bisa ditambah hingga 7 meter.
 

Semakin dalam KJA berguna untuk menambah populasi ikan nila di dalam KJA.
 

Pemberian Pakan
 

Pemberian pakan merupakan tahap terakhir budidaya ikan nila di keramba jaring apung.
 

Pada bulan pertama pakan diberikan setiap hari sebanyak 5% dari biomassa. 

Setelah itu, pakan cukup diberikan sebanyak 3% dari biomassa.
Periode pemberian pakan dalam sehari dibagi tiga kali, yaitu pagi, siang, dan sore hari.


Itulah beberapa langkah budidaya ikan nila di keramba jaring apung yang mudah untuk kita lakukan tanpa banyak analisa modal untuk usaha sampingan.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar