--> Skip to main content

Panduan Lengkap Budidaya Udang Windu Tradisional yang Menguntungkan

Budidaya Udang Windu Tradisional Infoikan.com Pernah budidaya udang windu di tambak? atau ingin tahu cara budidaya udang windu di kolam terpal dan pakan udang windu? Siapa sih yang tidak kenal udang windu, salah satu jenis ikan air tawar yang mempunyai harga ekonomis dan mudah untuk dikerjakan.

Salah satu cara ternak yang populer dan banyak dipakai oleh petani adalah budidaya udang windu secara intensif. Yang mana pengolahan tambak yang berorientasi pada ramah lingkunga. Namun, info ikan kali ini ingin berbagi budidaya udang windu tradisional hemat biaya dan ramah lingkungan. Berikut penjelasan lengkap cara budidaya udang windu sederhana.

budidaya udang windu di tambak


Panduan Lengkap Budidaya Udang Windu Tradisional

Mewujudkan Tambak Udang Ramah Lingkungan
Udang hanya mungkin hidup normal dan sehat jika kondisi lingkungan tambak tradisionalnya sesuai dengan persyaratan kebutuhan biologi udang. 

Upaya menciptakan dan mengelola tambak sistem intensif yang berwawasan lingkungan dengan cara mempertahankan kelestarian kondisi lingkungan yang menjadi syarat usaha budidaya disetiap hamparan lokasi.

a. Memperhatikan Kebutuhan Lahan dan Air
Budidaya udang windu tradisional membutuhkan lahan pantai dan air, baik air tawar maupun air laut. Jarak pembangunan tambak tradisional dari pantai tergantung pada kemampuan tambak memperoleh air laut yang memadai. 

Mengingat daerah pantai digunakan untuk penambangan, pariwisata, dan kehutanan, pembangunan tambak menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pengembangan daerah.

Syarat Budidaya Udang Windu Tradisional
  1. Tambak dibangun diluar wilayah padat penduduk dan industri.
  2. Lokasi tambak tradisional bukan bukan kawasan hutan suaka alam, hutan wisata, dan hutan produksi.
  3. Tambak memiliki sumber air yang memadai syarat agar air tersedia secara teratur, dan menjamin.
  4. Sumber air tawar tidak berasal air tanah (sumor bor) karena menggunakan air tanah jangka panjang dapat menimbulkan kerugian, yakni terjadi intrusi air laut (peresapan air laut ke perairan tawar) yang menyebabkan terjadinya penurunan permukaan tanah.
Budidaya Udang Windu Tradisional - Mempertahankan Keberadaan Mangrove
Keberadaan mangrove atau hutan bakau dilingkungan pantai merupakan suatu kesatuan ekosistem yang utuh. Mangrove sudah lama dikenal sebagai kontributor rantai makanan diperairan pantai melalui proses pembususkan daun bakau yang jatuh ke air.

Jika hutan bakau hilang atau berkurang, produksi udang windu dari tangkapan alam pun akan berkurang. Pengaruhnya buat budidaya udang windu tradisional akan sama yaitu terserang penyakit umumnya dibangun di lokasi yang hutan bakaunya sudah rusak atau tidak ada sama sekali.

pakan udang windu
wwf.or.id

cara budidaya udang windu di kolam terpal
bbpbapjepara.djpb.kkp.go.id/


Memperbaiki Lokasi dan Tata Letak Tambak Tradisional
Budidaya udang windu tradisional pemilihan lokasi penambakan umumnya tanpa mempertimbangkan aspek teknis, melainkan lebih menekankan pada faktor harga tanah yang murah dan kemudahan akses transportasinya. Padahal ketersediaan lahan kosong pada daerah pantai bukan selalu berarti lahan tesebut bisa dijadikan tambak udang tradisional.

Budidaya Udang Windu Tradisional - Memperbaiki Kondisi Tambak
Dari segi kontruksi, kelemahan tambak yang sering terjadi sebagai berikut:
  1. Tanggul terlalu kecil dan lereng terlalu agak tegak serta keropos karena kurang dipadatkan sehingga tanggul gampang rapuh dan mudah bocor.
  2. Akibat kontruksi tambak yang salah, sistem pembuangan dengan pipa pralon kurang berfungsi sehingga pembuangan air tidak sempurna.
  3. Jembatan bambu tempat pembuatan pakan terlalu banyak dan letaknya terlalu berantakan sehingga menghambat gerakan arus dari kincir air dan mempersulit pembersihan tanah dasar.
  4. Kamalir keliling yang terlalu lebar berakibat pada terjadinya penimbunan kotoran, padahal tambak sistem intensif tradisional seharusnya tidak dilengkapi dengan kamalir keliling.
Untuk memperbaiki kekliruan tersebut, perancangan dan pembuatan kontruksi tambak perlu diperhatikan beberapa aspek sebagai berikut:
  1. Merancang agar saluran pembuangan kotoran dapat dilakukan dengan mudah dan tuntas.
  2. Pengeringan dan penjemuran tanah dasar tambak tradisional hendaknya dilakukan dengan baik tanpa terlalu banyak gangguan, seperti bocor, atau rembasan air.
  3. Pekerjaan panen hendaknya bisa diselesaikan dengan cepat sehingga mutu udang bisa terjamin.
  4. Mudah dalam pemberian pakan dengan mengoptimalkan efisiensi pemberian pakan dan tenaga kincir.
  5. Efisiensi dalam distribusi air dari sumber air hingga kesetiap tembok yang memerlukannya.
Memperbaiki Kondisi Tanah 
Budidaya udang windu tradisional hendaknya memilih tanah yang berkualitas. Merupakan kekeliruan besar jika tambak yang baru saja selesai dibangun langsung ditebar benih. Tanah yang baru saja selesai harus diperbaiki terlih dulu lewat proses pencucian (reklamasi). Perbaikan tanah tersebut memerlukan waktu sekitar satu masa tanam atau 4 - 5 bulan.

Budidaya Udang Windu Tradisional - Menggunakan Pestisida secara Bijak
Pestisida diperlukan untuk memberantas hama dan penyakit udang. Aplikasi pestisida dilakukan tatkala persiapan tambak dan sebelum benur ditebar.

Kecenderungan yang dilakukan petambak adalah menggunakan pestisida secara intensif, bahkan melbihi dosis yang dianjurkan. 

Teknologi Budidaya Udang Windu
Budidaya udang windu dengan teknologi sederhana juga disebut dengan pemliharaan udang windu sistem tradisional atau ekstensif. Mulanya, budidaya udang ini hanya mengandalkan faktor alam sehingga produksinya relatif rendah.

Namun, seiring dengan berkembangnya budidaya di areal tambak, produksinya bisa ditingkatkan. Peningkatan produksi ini bisa dilakukan dengan menambah benih (tidak mengandalkan sepenuhnya dari alam), pengapuran, pemupukan, pemberian pakan tambahan, dan pengaturan air dengan bantuan pompa.

budidaya udang windu air tawar
wwf.or.id

harga udang windu
pakaicaraorganik.blogspot.com

Budidaya Udang Windu Tradisional - Jenis Makanan 

udang windu bersifat noctural, artinya aktif mencari makan dan beraktifitas pada malam hari atau pada suasana gelap. Sebaliknya, pada siang hari aktifitasnya menurun dan lebih banyak membenamkan dirinya di dalam lumpur atau pasir.

Makanan udang windu bervariasi, baik jenis maupun komposisinya, tergantung dari umurnya. Namun umumnya udang bersifat karnivora (pemakan hewan). Makanannya berupa hewan-hewan kecil, seperti invertebrata (hewan tidak bertunlang belakang) air, udang kecil, kerang (bivalvae), dan ikan kecil. Udang yang dibudidaya di tambak bisa diberi pellet.

ketika mencari makan, udang windu akan berenang dan merayap di dasar perairan yang berpasir sambil menangkap mangsanya. Udang windu memerlukan makanan yang mudah dicerna karena anatomi dan susunan ususnya sangat sederhana.

Dengan demikian, jika budidaya udang windu di tambak tradisional, pemlihan bahan penyusun makanannya harus benar-benar diperhatikan.

Panen
Panen merupakan kegiatan akhir budidaya udang windu tradisional dan proses pemeliharaan udang. Kegiatan panen dilakukan jika udang sudah mencapai ukuran yang diharapkan. 

Ukuran udang yang dipanen berhubungan dengan harga jual udang windu ini. Semakin besar ukuran udang, harga jualnya juga semakin tinggi. Misalnya, udang dengan ukuran 30 ekor/kg lebih mahal dari pada udang dengan ukuran 40 ekor/kg. 

Lama pemeliharaan dari penebaran benih hingga panen rata-rata 120 hari (4 bulan) dengan ukuran rata-rata 35 - 40 ekor/kg. Jika dipelihara lebih lama dari 4 bulan biasanya berhubungan dengan keterbatasan biaya operasional, terutama pakan.

Panen sebaiknya dilakukan pada waktu subuh atau ketika suhu udara masih rendah, karena udang sangat sensitif terhadap sinar matahari sehingga kesegarannya dapat dipertahankan.

Cara panen yang baik adalah menghindari perlakuan kasar terhadap udang, menghindari gerakan yang berlebihan pada udang, dan menjaga agar udang hasil panen tidak terkena sinar matahari secara langsung.

Demikian sobat sedikit penjelasan lengkap tentang budidaya udang windu tradisional ini, semoga bermanfaat dan dapat menambhkan wawasan serta pengetahuan untuk kita semua pada jenjang pemeliharaan semua jenis udang berikutnya. Selamat mencoba.

Sumber: Petani Pinggiran
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar