--> Skip to main content

Ciri Morfologi Belut beserta Jenis dan Makanan di Alam Bebas

Morfologi Belut infoikan.com Untuk melakukan budidaya belut dengan baik, para calon pembudidaya harus betul-betul mengenal belut, baik secara fisik maupun anatomi.

Pengetahuan yang harus di pahami mencakup kondisi belut yang baik, tingkah laku belut hidup, jenis pakan dan cara makan, mekanisme pemijahan belut, maupun cara belut dalam menghadapi lingkungan yang buruk.

Dengan mengetahui seluk-beluk belut, pembudidaya dapat lebih mudah memperlakukan belut tersebut dalam media budidaya.

Dengan begitu, upaya pembudidaya dapat memaksimalkan sehingga meningkatkan produktivitas dan kualitas belut.

Berikut merupakan ciri morfologi belut beserta habitat dan jenis jenis belut hingga kebiasaan makan di alam bebeas.

Morfologi Belut

Morfologi Belut



Sekilas, tubuh belut seperti ular, yaitu memanjang. Belut juga tidak memiliki sirip dada, sirip punggung, dan sirip dubur.

Sirip dada dan sirip punggung hanya berbentuk semacam guratan kulit yang halus. Adapun sirip dubur telah mengalami perubahan bentuk menyerupai lipatan kulit tanpa penyangga jari-jari atau lemah.

Badan belut lebih panjang dari ekornya yang pendek dan tirus. Panjang tubuh belut mencapai 90 cm.

Ukuran kepala belut lebih besar di bandingkan tubuhnya. Kedua matanya terlihat kecil dan terlindungi oleh kulit keriput di bagian atasnya.

Mulut belut dilengkapi lipatan kulit yang sedikit menebal di bagian luarnya, sedangkan bagian dalam mulut dilengkapi dengan gigi-gigi runcing berukuran kecil dan berbentuk kerucut.

Tubuh belut tidak bersisik dan hanya di lapisi kulit. Sementara permukaan tubuhnya di selimuti cairan lendir sehingga kulit terlihat berkilau dan terasa licin jika di pegang.

Tubuh belut muda berwarna kuning kecoklatan, sedangkan belut dewasa berwarna coklat agak gelap.

Gurat sisi yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh terlihat dengan jelas. Ukuran panjang tubuh belut sebanding dengan ukuran lingkar tubuhnya.

Dengan begitu, belut berlingkar tubuh besar akan memiliki panjang tubuh yang lebih di bandingkan belut dengan lingkar tubuh kecil.

Dilihat dari bentuknya, gigi belut yang runcing dan berukuran kecil merupakan alat untuk menyergap, menahan, dan merobek mangsa.

Sementara lambung besar serta usus yang pendek, tebal, dan elastis merupakan ciri hewan karnivora atau pemakan daging.


a. Belut sawah

Belut sawah memiliki panjang badan 20 kali tinggi tubuh. Letak permulaan sirip punggung sedikit di belakang perut.

Semetara alat pernapasan belut dilengkapi dengan pipa lengkung insang. Rata-rata, panjang tubuh maksimal belut mencapai 80 cm dan berat maksimal 400 g.

b. Belut rawa

Belut rawa mempunyai panjang badan 30 kali tinggi badan. Letak permulaan sirip punggung di depan dubur. 

Di bagian perut, terdapat lubang insang berukuran kecil yang hanya dilengkapi empat lengkung insang sebagai alat pernapasannya.

c. Belut laut/payau

Belut payau memiliki mata yang kecil dan letaknya bertepatan dengan tengah bibir. Adapun permulaan sirip punggung belut ini bertepatan dengan dubur.

Sementara alat pernapasannya terdiri dari empat lengkung insang.
Ketiga jenis belut tersebut dapat di jumpai di daerah yang memiliki sungai, danau, rawa, dan persawahan.

Morfologi Belut – SUSUNAN  TUBUH Belut

Morfologi Belut


Belut bernafas dengan insang dan kulit tipis berlendir di dalam rongga mulutnya.

Insang belut berukuran kecil dan dilengkapi dengan lubang yang menghubungkan insang dengan mudah di luar tubuh.

Lubang tersebut terletak di bawah tenggorokan. Insang di gunakan untuk meghirup oksigen di dalam air.

Belut juga sering hidup di dalam lumpur yang sangat minim air dan miskin kandungan oksigen.

Sementara belut tetap membutuhkan oksigen saat dalam kondisi ini, belut menggunakan lipatan kulit di rongga mulutnya sebagai alat bantu pernapasan.

Dengan begitu, belut dapat mengambil oksigen  dari udara bebas. Fungsi lipatan kulit di rongga mulut belut tersebut hampir seperti labirin pada ikan tertentu.

Dengan dua pernapasan tersebut, belut lebih mudah menyesuaikan diri di habitatnya, baik pada musim hujan maupun musim kemarau.

Morfologi Belut – Belut termasuk hewan karnivora

Morfologi Belut


- Di lihat dari alat pencernaannya, usus belut hampir sama dengan panjang tubuhnya
-  Cukup hemat dalam memanfaatkan kalori untuk pemeliharaan tubuhnya.
- Setiap satuan berat makanan yang di konsumsi belut akan menghasilkan berat daging yang hampir sebanding.
-  Sistem pencernaannya dilengkapi dengan enzim yang berfungsi untuk memudahkan belut menghancurkan jenis makanan berupa daging hewan.

Morfologi Belut – Makanan Alami Belut

Morfologi Belut


Belut termasuk hewan yang aktif mencari makan pada malam hari.
Sejak larva hingga belut muda, belut memangsa mikroorganisme seperti zooplankton, protozo, makrobentos, depnhia, cacing, larva , serangga dewasa, belut lebih agresif dan dapat menyantap hewan yang lebih besar seperti ikan,katak, serangga besar, kepitig, yuyu, keon, bekicot, dan belatung.

Secara umum susunan tubuh belut sebagai berikut.

- Tulang, antara lain tulang kepala, dan tulang belakang yang membujur dari dekat kepala hingga belakang berupa ekor. Bentuk tulang belakang berupa ruas sehingga belut dapat bergerak meliuk.

Tulang belakang belut berfungsi sebagai penyangga, pembentuk tubuh belut, pelindung organ dalam, dan alat gerak.

-  Otot, sebagian besar terdiri dari otot putih dan sebagian kecil pada permukaan tubuhnya terdiri dari otot merah.

-Kulit, berbentuk kulit halus, lentur, dan tidak bersisik. Kulit berfungsi untuk menutupi dan melindungi otot belut. Kulit yang licin karena adanya produksi lendir sebagai perlindungan terhadap kondisi lingkungan yang kurang baik.

-   Viscera, meliputi usus dan saluran kencing.

Morfologi Belut – SISTEM REPRODUKSI

Morfologi Belut


Dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya, belut akan melakukan perkembangan secara alami.

Perkembangan belut di awali dengan terjadinya pemijahan.

Belut memijah berdasarkan reproduksi seksual, yaitu persatuan sel produksi organ seksual berupa telur dari belut betina dan spermatozoa dari belut jantan.

Belut termasuk dalam jenis ovipar, yaitu hewan air yang mengeluarkan telur pada waktu pemijahan.

Berbagai upaya akan dilakukan sang induk agar semua telur yang telah di buahi berada dalam kondisi baik.

Secara fisik, perbedaan kelamin belut di tandai dengan panjang tubuh  dan warna kulitnya.

Belut betina memiliki panjang tubuh kurang dari 40 cm, sedangkan belut jantan berukuran lebih dari 40 cm.

Dilihat dari warnanya, belut betina berwarna hijau muda dan perutnya berwarna putih kekuningan. Sementara warna tubuh belut jantan terlihat gelap.

Ada juga belut dengan panjang hingga 50 cm masih berkelamin betina, meskipun pada ukuran 55 cm ke atas suda menjadi jantan.

Perubahan sel kelamin pada belut ini sangat mungkin dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya.

Belut yag berubah menjadi jantan membutuhkan daerah perangainya menjadi ganas.

Selain karena mengalami perubahan kelamin, sifat hidup hewan jantan pada waktu mulai mengalami matang kelamin atau masa pemijahan berubah menjadi ganas.

Morfologi Belut – KEMAMPUAN INDUK dalam MEMIJAH

Foto Morfologi Belut


Indukk merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha pembenihan.  Hingga saat ini, belum ada standar indukan belut yang baik.

Penentuan kualitas induk hanya di dasarkan pada kesempatan dan pengalaman pembudidaya.

-  Tidak cacat fisik
-  Kondisi badannya seha
-  Pertumbuhan tubuh yang baik
-  Berasal dari keturunan yang baik

Kualitas induk yang baik dapat di ketahui dari:

- Tingkat kematangan gonad yang di capa
- Fekunditas induk yang diperoleh
- Frekuensi pemijahan yang terjadi selama kurun waktu tertentu dlam pemeliharaan induk.

Dalam pemijahan, kita mengenal istilah frekuensi pemijahan. Frekuensi pemijahan adalah jumlah indu memijah salam kurun waktu tertentu.

Morfologi Belut – SIFAT dan HABITAT Belut

Morfologi Belut


Cakupan habitat hidup cukup luas, mulai dari perairan tawar hingga perairan payau atau asin.

Adapun lumpur menjadi habitat yang sangat di senangi belut, sesuai dengan bentuk tubuhnya yang gilik memanjang seperti ular serta tidak memiliki sirip dan sisik.

Kondisi perairan dengan dasar lumpur banyak di jumpai di tepian rawa, danau, sungai, sawah, atau genangan air lainnya.

- Mengandung banyak humus  dari sisa atau hasil dekomposer organik yang mengendap di dasar perairan
- Sedimen halus dari bentukan lumpur dan bahan organik merupakan tempat yang mudah untuk membuat lubang atau sarang.
- Bahan organik merupakan media yang cukup subur untuk kehidupan hewan renik seperti makrobentos yang dapat di konsumsi belut maupun anakan belut.

Morfologi Belut – HABITAT PEMIJAHAN


Belut mempunyai karakteristik yang khas, di antaranya bentuk tubuh dan susunan tubuhnya, cara pemijahan, dan habitat pemijahan.

Untuk membudidayakan belut dengan baik, pembudidaya perlu memahami karakteristik belut.

Dengan begitu, budidaya terutama pada segmen pemijahan yang hingga kini masih cukup asing dapat dengan mudah dilakukan.

Secara fisiologis pada saat belut memijah membutuhkan.

-  Tempat yang tenang
Tidak ada gangguan dari belut lain atau hewan lain
Tempat yang cukup subur untuk kehidupan larva belut,
 Kondisi lingkungan yang baik, terutama bebas dari pencemaran pada perairan di media pemijahan.  

Sangat cocok sekali bagi Anda yang akan memelihara ikan ini, karena dengan Morfologi Belut beserta ciri morfologi dan habitat hidupnya, akan lebih tahu cara merawat yang baik dan benar.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar