--> Skip to main content

Wadah Budidaya Belut yang Ideal dan Mudah Dibuat

Wadah Budidaya Belut infoikan.com Belut merupakan binatang yang cukup unik. Belut senang hidup pada lumpur atau campuran lumpur dan bahan organik yang berair. 

Dengan cara menambahkan diri di media lumpur tersebut belut dapat mmelakukan kehidupan, pemijahan, merawat anak, dan pembesaran.

Untuk melakukan budidaya belut, baik pembenihan maupun pembesaran maka persiapan media budidaya yang berupa tempat dan bubur lumpur harus di sediakan dengan baik. 

Berikut beberapa jenis tempat atau wadah budidaya belut yang sering dipakai oleh petani pada umumnya serta sangat cocok untuk pertumbuhan.


Wadah Budidaya Belut

Wadah Budidaya Belut




Pembuatan wadah budidaya belut dilakukan dengan beberapa pertimbangan, diantaranya sebagai berikut. 

- Kondisi lokasi budidaya. Sebaiknya, jangan membuat kolam pemanenan pada lokasi yang bertanah labil karena akan mudah mengalami keretakan dan kebocoran.
- Luas laha. Jika memiliki luas lahan dan sumber airnya mencukupi, pembudidaya dapat membuat jenis kolam apa saja. 
- Estetika. Jika menghendaki kerapian dan keindahan, pembudidaya di lahan yang sempit dapat menggunakan kolam. 
- Sumber dana. Jika kondisi pendanaan cukup besar, pembudidaya dapat membuat kolam yang permanenan dan bagus. 

Benih belut dapat diperoleh dari alam maupun dari usaha pembenihan. Benih dari alam diperoleh dengan cara penangkapan. 

Sementara benih dari usaha pembenihan diperoleh dengan cara membelinya dipeternak atau membenihkan sendiri. 

Terdapat beberapa kolam yang harus dipersiapkan untuk usaha pembenihan hingga pembesaran. 

-Kolam perawatan induk, untuk menampung induk belut yang siap di kawinkan atau induk yang telah selesai melakukan perkawinan.
-Kolam pemijahan, melakukan aktivitas perkawinan antara induk belut jantan dan betina hingga menghasilkan larva belut.
-Kolam pendederan, untuk menampung benih belut. 
-Kolam pembesaran, adalah kolam untuk membesarkan belut mulai benih atau benih pendederan hingga ukuran konsumsi. 


Wadah Budidaya Belut – Kolam tembok 

Wadah Budidaya Belut



Kolam tembok biasa di gunakan dalam budidaya ikan, termasuk budidaya belut. Terdapat dua cara pembuatan kolam tembok, yaitu sebagai berikut.

1. Di buat di atas permukaan tanah dengan dasar kolam sejajar atau rata dengan permukaan tanah. 

2. Di dalam tanah dengan cara melubangi tanah dasarnya terlebih dahulu sehingga dinding kolam hanya terlihat beberapa sentimeter di atas permukaan tanah. 

Konstruksi kolam dapat di buat dari batu kali, batu bata, atau batako yang di rekatkan dengan campuran pasir dan semen. 

Selanjutnya, kolam dilengkapi dengan saluran pemasukan dan pembuangan air. Saluran pemasukan di buat lebih tinggi dari saluran pembuangan.

Adapun saluran pembuangan di buat dengan pipa berdiameter 8 inci dengan ketinggian kurang dari 10 cm dari permukaan tanah media belut. 

Kolam tembok bersifat lebih permanen dan lebih kuat di bandingkan kolam lainnya. 

Umur ekonomis kolam tembok bisa lebih lima tahun. Kolam ini dapat di buat dengan berbagai ukuran, misalnya 3 m x 4 m, 5 m x 5 m , atau 5 m x 10 m. 

Sebelum digunakan, kolam tembok di biarkan beberapa minggu. Selain itu, masukkan dan rendam sebut kelapa, daun, atau pelepah pisang ke dalam kolam yang berisi air. 

Selanjutnya, lakukan cuci kolam minimal tiga kali atau sampai kolam  tidak berbau semen. 

Pencucian dilakukan dengan menggosokkan daun pepaya, daun pisang, sebut kelapa, atau pelepah pisang. 


Wadah Budidaya Belut – Drum/ tong 

Wadah Budidaya Belut



Untuk pemanfaatan lahan yang terbatas atau sempit, budidaya belut dapat di lakukan dengan memanfaatkan drum/tong, baik berupa drum plastik maupun drum seng. 

Namun, suhu media budidaya berupa drum/tong cenderung panas. Jika memilih drum berbahan seng, pilih yang tidak banyak berkarat da bukan bekas penyimpanan bahan kimia yang berbahaya. 

Sebelum di gunakan, periksa drum dari kemungkinan kebocoran. Pemeriksaan dilakukan dengan mengamati dasar dan sisi drum di tempat yang terang.

Jika dalam drum dan diamkan beberapa saat untuk melihat ada tidaknya kebocoran. 

Drum yang digunakan di belah menjadi dua bagian atau dengan cara di taruh dalam posisi di baringkan agar benih yang di masukkan bisa lebih banyak dan gerak belut bisa lebih leluasa. 

Potong bagian tengah drum untuk membuka wadah, sisakan bagian sudut kanan dan kiri, masing-masing 5-10 cm. 

Drum plastik mempunyai umur ekonomis lebih lama dari drum seng, karena drum seng apabila berkarat terus menimbulkan lubang. Kekuatan drum bisa mencapai 2-4 tahun.  


Wadah Budidaya Belut – Kolam jaring 

Wadah Budidaya Belut



Sebagai upaya menggiatkan budidaya belut, ada pilihan wadah budidaya yang di buat dari jaring. Kolam jaring biasanya seing untuk budidaya ikan mas, nila, tawes, lele. 

Kolam jaring biasanya sering untuk budidaya iikan mas, nila, tawes, lele. 

Namun, di dalam jaring untuk budidaya belut, perlu media tanah lumpur dan bahan organik. Masa pakai kolam jaring tidak terlalu lama, hanya sekitar dua tahun. 

- Pemilihan kolam

Kolam yang di gunakan budidaya belut dalam jaring, sebaiknya memiliki kedalaman air sama dengan tinggi lapisan media yang di susun secara bertumpuk kemudian di tambah ketinggian air dari permukaan media budi daya. 

- Pembuatan jaring untuk budidaya belut

Mata jaring yang di gunakan berukuran kecil seperti jaring yang di gunakan untuk budidaya benih ikan dengan luas jaring per unit yang bervariasi, misalnya 2 x 3 x 1 m atau 4 x 5 x 1 m. 

Jaring di buat berbentuk seperti bak atau kolam dengan berbentuk seperti bak atau kolam dengan sisi atas terbuka. 

-Setelah kolam di keringkan atau airnya di kurangi, pasang trucuk bambu dengan cara di tanam ke dalam tanah secukupnya.

Pemasangan trucuk bambu membentuk luasan bagian dasar atau bawah jaring. Selain itu, di pasang pula pasak-pasak bambu setinggi ukuran jaring sebagai rangka penegak jaring. 

- Pasang jaring sesuai ukuran pada pasak-pasak tuang bambu yang teah di pasang. 

Ikat antara sisi jaring yang ada talinya dengan pasak-pasak tiang bambu tersebut. 

Sekeliling jaring dilapisi karung plastik untuk menahan media lumpur. Kemudian masukkan media budidaya. 

Ada kolam jaring yang cara penggunaannya seperti kolam terpal yang di tanam di dalam tanah. Syarat utama tanah tidak porous dan air harus selalu terjaga keberadaannya. 

-Buatlah lubang galian tanah sedalam  50-70 cm. Luas kolam dapat 
disesuaikan dengan lahan yang tersedia, 
-Pasang dan masukkan jaring bermata kecil ke dalam lubang galian sesuai dengan bentuk kolam.
-Lipat bagian tepi atau mulut jaring ke arah searah atau sesuai dengan tebing-tebing galian. Jepit tepi jaring dengan bambu/kayu
-Masukkan media sesuai dnegan kebutuhan. 
-Masukkan tanaman air dan masukkan air. 


Wadah Budidaya Belut – Kolam terpal 

Wadah Budidaya Belut



Kolam terpal termasuk kolam yang cukup praktis. Hal tersebut di sebabkan kolam tersebut dapat di buat di segala tempat. 

Kolam terpal hanya dapat di gunakan selama sekitar 2 tahun. Kolam terpal dapat di buat dengan beberapa cara, di antaranya sebagai berikut.

Cara membuat kolam terpal untuk budidaya belut

a. Kolam terpal dengan kerangka pipa ledeng atau bambu kolam terpal ini di buat di atas permukaan tanah dengan menggunakan kerangka dari pipa besi atau bambu. 

Kerangka terpal ini di buat di atas permukaan tanah dengan menggunakan kerangka dari pipa besi/ledeng atau bambu. 

Kerangka pipa ledeng dapat di buat dengan ukuran 3 m x 1 m x 1 m. Sementara ukuran kerangka bambu yang dapat di buat di sesuaikan dengan kondisilahan budidaya.


Membuat Kolam Terpal dengan Pipa Ledeng



Adapun pembuatan kolam terpal dengan kerangka pipa ledeng dilakukan dengan cara berikut. 

1. Siapkan pipa ledeng berdiameter ¾ -inci dengan panjang sesuai volume kolam, knee 12-16 buah atau sesuai kebutuhan, anyaman kawat sebanyak 4 sisi, tali atau kawat pengikat, dan terpal seluas 5 sisi kolam. 

2. Pasang kerangka pipa ledeng sehingga membentuk persegi empat. Kemudian tanam ke tanah minimal sedalam 30 cm. 

3. Pasang dan atur terpal mengikuti bentuk kerangka kolam. Terpal dengan tali melalui lubang terpal dengan pipa atau anyaman kawat. 


Cara Membuat Kolam Terpal dengan Bambu



Sementara pembuatan kolam terpal kerangka bambu di buat dengan cara berikut. 

1. Siapkan bambu utuh berukuran agak besar untuk pasak atau tunggak. Pasag sehingga membentuk kotak seukuran kolam terpal yang akan di buat. 

2. Siapkan belahan bambu yang di ambil dari batangan bambu yang di bagi menjadi dua bagian. Pasang belahan bambu pada pasak tadi secara horisontal. 

3. Siapkan terpal yang tepinya telah di buat lubang dari ring logam.  Selanjutnya, pasang terpal ke dalam kerangka bambu tersebut, lalu ikat. 

4. Pasang pipa paralon sebagai outlet sesuai dengan ketinggian air media budidaya yang di inginkan. 

Sebaiknya, 2/3 bagian kolam terpal yang menggunakan kerangka masuk ke dalam tanah. Hal itu bertujuan untuk menjaga kestabilan suhu dan memperkuat konstruksi dari kerangka bambu. 


Kolam terpal di lubang tanah 



Kolam terpal ini dibuat dengan cara melubangi atau menggali tanah terlebih dahulu sedalam 0,5-0,75 m. 

Adapun luas galian tanah untuk kolam bervariasi. Misalnya, 2 m x 3 m dan 3 m x 5 m. 

lubang kolam dilapisi dengan terpal yang lebih lebar dari luas ukuran kolam. Menggunakan terpal minimal berukuran 3,5 x 4,5 m. 

Sebagai pengikat terpasl, tepian terpal dilubangi dan di lapisi dengan ring logam. 

Pembuatan saluran pembuangan air dilakukan dengan memasang pipa paralon di salah satu sisi kolam. 

Sementara ini, pembudidayaan belut lebih banyak menggunakan kolam tembok di bandingkan jenis kolam lainnya. 

Selain permanen, kolam tembok juga dapat digunakan untuk semua jenis kegiatan belut. Sementara kolam drum pernah berkembang menjadi primadona untuk budidaya belut karena dianggap. 

Baca juga:
Perkawinan Belut di Alam Bebas
Cara Budidaya Belut dalam Drum dan Kolam

Makanan Belut Alami dan Buatan Cepat Besar


Wadah Budidaya Belut – Mina padi 

Wadah Budidaya Belut



Sawah merupakan habitat alami belut sawah. Dalam perkembangannya, sawah dapat di gunakan sebagai tempat pemeliharaan belut. 

Oleh sebab karakteristiknya sesuai, pembudidaya tinggal memikirkan cara agar belut tidak lolos ke luar, mengelola air dengan baik, serta memacu pertumbuhan belut dengan pengelolaan pakan yang baik. 

Teknik mina padi dapat langsung di terapkan di sawah dengan bantuan jaring sebagai wadah dan tanah sawah sebagai medianya. 

Namun, ada juga yang menggunakan kolam terpal dengan kerangka bambu. Kolam terpal di buat masuk sebagian ke dalam tanah, kemudian bagian atas media pemeliharaan belut di tanami padi. 

Belut sangat menyukai tempat yang teduh sehingga pembudidaya perlu memasang peneduh di atas kolam budidaya. 

Peneduh dapat berupa shading net, anyaman bambu, daun kelapa, daun alang-alang, atau kelapa sawit yang mempunyai daya pelindung dari sengatan panas sinar matahari hingga 70-80%.

Itulah beberapa macam tempat atau wadah budidaya belut yang dirasa sangat bagus untuk pemeliharaan bibit belut cepat besar. Dengan begitu akan memudahkan Anda dalam merawat belut.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar