--> Skip to main content

Teknik Pembenihan Ikan Nila yang Benar

Teknik Pembenihan Ikan Nila Infoikan.com Ikan nila yang hidup di habitat aslinya memiliki cara berkembangbiak yang tergolong unik.

Setelah induk betina bertelur dan dibuahi oleh jantan, induk betina nila akan mengerami larvanya di dalam mulut hingga larva sipa menetas.

Induk yang mengeram kadang-kadang menyemburkan larva di dalam mulutnya, kemudian menyedot dan mengeraminya kembali.

Sama halnya dengan proses pembenihan alami, sistem pemijahan ikan nila ini belum banyak campur gan manusia.

Petani pembenihan ikan nila di daerah Sleman, Yogyakarta memijahkan ikan nila dengan cara alami seperti di habitat aslinya.

Namun, pelaksanannya dilakukan di kolam pemijahan.

Berbeda dengan ikan nila, pemijahan jenis ikan konsumsi lainnya seperti ikan lele, ikan patin, dan ikan mas sudah mulai melakukan dengan buatan manusia.

Berikut tahapan pemijahan dan teknik pembenihan ikan nila berdasarkan sifat alaminya di alam dan hasil buatan manusia.

Teknik Pembenihan Ikan Nila


Teknik Pembenihan Ikan Nila


Memilih Induk Ikan Nila

Teknik pembenihan ikan nila tidak luput dari memilih indukan yang berkualitas unggul.

Indukan yang berkualitas bagus dibutuhkan untuk memijahkan ikan nila.

Tips memilih induk yang baik dan benar sebaiknya mempunyai asal-usul yang jelas, terutama jenis atau strain.

Untuk mendapatkan induk nila yang berkualitas, sobat dapat menemukannya di Balai Benih Induk atau UPTD perikanan yang ada di setiap kabupaten.

Syarat Induk Ikan Nila yang Baik seperti Berikut ini:

Induk jantan dan betina harus sehat dan matang gonad.

Ciri-ciri induk nila matang gonad:

  1. Sudah berumur 4 – 5 bulan,
  2. Tubuh tidak cacat
  3. Tidak ada kelainan bentuk
  4. Organ tubuh lengkap
  5. Sisik teratur
  6. Perilaku yang normal
  7. Tubuh tidak ditempeli parasite
  8. Tidak adanya menunjukkan klinik infeksi penyakit
  9. Insang bersih
  10. Tutup insang normal
  11. Berlendir normal

Induk betina biasanya perutnya membesar dan alat kelamin berwarna merah

Untuk pematangan gonad, ikan nila bisa dipelihara pada kolam terpisah dengan padat tebar 1 – 3 ekor/m2 dan diberi pakan dengan kandungan protein 20 – 30%.

Setelah 20 – 30 hari, lebih dari 75% ikan sudah matang gonad dan siap memijah.

Bobot tubuh induk jantan minimum 250 gram per ekor. Dengan oanjang standar tubuh ikan nila 25 cm untuk jantan dan 22 cm untuk induk nila betina.

Kondisi sisik besar dan kasar (ctenoid). Indukan mempunyai pola sisik yang normal.

Perbandingan antara tinggi terhadap panjang standar indukan adalah 1 : 2,1 hingga 1 : 2,7

Idealnya, dalam meijahkan ikan nila dibutuhkan induk betina dan jantan dengan perbandingan 3 : 1.

Artinya, tiga ekor betina dengan satu ekor pejantan. Padat tebar ideal adalah tiga ekor per m2.

Ciri Induk Ikan Nila Jantan
  1. Tubuh membulat
  2. Warna cerah
  3. Sirip berwarna kemerahan
  4. Gerakan lincah
  5. Satu buah lubang kelamin yang memanjang
  6. Jika dipijat alat kelaminnya, keluar cairan putih bening.

Ciri Induk Ikan Nila Betina
  1. Tubuh memanjang
  2. Warna agak kusam
  3. Perut agak gendut
  4. Gerakan lamban
  5. Memiliki 2 lubang kelamin berbentuk membulat yang erfungsi sebagai lubang telur dan lubang ekskresi.

Menyiapkan Kolam Pemijahan dan Pendederan Ikan Nila

Teknik pembenihan ikan nila tahap selanjutnya adalah menyiapkan kolam.
Untuk memijahkan ikan nila dibutuhkan minimum 2 kolam, yakni kolam pemijahan dan kolam pendederan.

Kolam pemijahan digunakan untuk memijahkan indukan (menyatukan induk jantan dan betina hingga terjadi pembuahan telur sampai induk betina mengerami telur dan larva).

Sementara itu, kolam pendederan digunakan sebagai tempat memelihara larva hingga setiap tebar ke kolam pembesaran.

Skala ideal yang sering digunakan petani dalam memijahkan ikan nila adalah 300 ekor betina dan 100 ekor jantan.

Induk nila sebanyak ini biasanya dipijahkan dalam kolam seluas 400 cm2.

Standar Kolam untuk Teknik pembenihan ikan nila
  1. Luas kolam 400 m2
  2. Kedalaman air 100 cm
  3. Debit air minimum 1 liter per detik

Standar Kolam Penampungan Larva

  1. Luas kolam 200 – 500 m2
  2. Kedalaman air 50 – 70 cm
  3. Debit air minimum 1 liter per detik
  4. Peralatan
  5. Hapa 2x2x1 m3 (mesh ukuran 1 – 1,5 mm)
  6. Seser benih 0,2 x 0,4 m2 (mesh ukuran 1 – 1,5 mm)
  7. Ember plastic
  8. Scoop net dan lambit.

Berikut kegiatan yang perlu dilakukan pada kolam dan lahan sebelum proses teknik pembenihan ikan nila dan pemijahan pendederan berjalan.

Mengeringkan kolam minimum selam satu minggu untuk mencegah adanya hama, penyakit, dan jamur.

Mencangkul lahan dengan cara membalik lumpur untuk membantu mematuikan hama di seluruh bagian, khususnya dasar kolam yang berlumpur.

Memeriksa derajat keasaman (pH) tanah. Tambahkan kapur sebanyak 100 gram per m2 untuk menetralkan derajat keasaman tanah.

Memupuk lahan untuk meningkatkan kesuburan tanah. Dapat berupa pupuk kandang dari kotoran sapi, ayam, atau puyuh dengan dosis 250 gram/m2.

Pupuk ditebar di lahan, lalu dicangkul hingga mendapatkan ketebalan lumpur sekitar 20 cm.

Memperbaiki pematang atau tanggul sambil mendeteksi jika terjadi kebocoran. Selain tiu, perlu dibuatkan kemalir (selokan untuk mengumpulkan ikan) dengan arah membujur.

Menambahkan air hingga ketinggian 70 – 100 cm, lalu membiarkannya selama seminggu sebelum di tebar indukan.

Pasang saringan kawat kassa berdiameter 0,5 mm di pipa seluruh pemasukan untuk menghindari masuknya ikan-ikan kecil atau telur ikan predator yang dapat memangsa larva.

Pemijahan Ikan Nila

Teknik pemijahan dan pendederan ikan nila langkah selanjutnya adalah gantian proses pemijahan.

Pemijahan ikan nila dilakukan dengan menyatukan indukan (betina dan jantan) dalam kolam pemijahan. Pemijahan ini dapat dilakukan di kolam permanen atau kolam tanah.

Pemijahan di kolam tanah biasanya dilakukan dengan padat tebar 1 ekor/m2. 

Di BBI Cangkringan, satu kolam dengan luas 400 m2 biasanya diisi satu paket induk sebanyak 100 induk jantan dan 300 induk betina.

Setelah 3 – 5 hari, induk jantan biasanya akan membuat sarang di dasar kolam. Sarangnya berbentuk cekungan sebesar badan induk betina.

Perawatan Ikan Nila Selama Proses Pemijahan

Setelah itu tahap selanjutnya teknik pembenihan ikan nila, induk betina akan mendatangi sarang yang sudah dibuat. Tidak lama kemudian, induk betina akan bertelur dan segera dibuahi oleh pejantan.

Proses pemijahan ini biasanya hanya terjadi dalam waktu 60 menit untuk satu pasang indukan. Telur yang bisa dihasilkan sepasang sebanyak 2.000 butir telur.

Setelah telur dibuahi pejantan, induk betina akan menangkap atau mengambil telur tersebut untuk dierami di dalam mulutnya.

Telur ikan nila akan menetas menjadi larva dalam waktu 4 – 5 hari.

Selama proses pemijahan, induk nila harus tetap diberi makan berupa pelet dengan kandungan protein tinggi (minimum 25%).

Dosisi pemberian pakan sebanyak 2 – 3% dari berat biomassa.

Perawatan Larva Ikan Nila

Larva yang telah menetas akan bertahan hidup dengan cadangan makanan berupa kuning telur dalam waktu 5 – 7 hari.

Pemanenan atau pengambilan larva dilakukan pada hari ke-10 hingga hari ke-15 setelah proses pemijahan atau penyatuan induk nila.

Waktu yang tepat untuk memanen larva ikan nila adalah pada pukl 6 – 8 pagi.

Teknik Pemanenan Larva Ikan Nila

Teknik pembenihan ikan nila tahap akhir adalah pengembila larva dan juga perawatan larva yang benar.

Cara pengambilan larva awalnya dengan mengamati kolam pemijahan setiap pagi.

Biasanya induk betina sesekali muncul ke permukaan dan menyemburkan larva dari dalam mulutnya ke permukaan air, kemudian menyedotnya lagi.

Pada saat larva disemburkan keluar dari mulut indukan, itulah saat yang tepat untuk memanen larva ikan nila.

Teknik Pembenihan Ikan Nila - Cara Pengambilan Larva Ikan Nila


Pemanenan dilakukan menggunakan scoop net. Setelah itu, larva hasil panen ditampung di dalam ember.

Setelah semua larva terkumpul bersihkan dari kotoran larva yang mati. Setelah itu, pindahkan larva ke kolam pendederan yang sudah disiapkan.

Pemindahan ke kolam pendederan atau kolam pemeliharaan ini tidak langsung ditebar di kolam tetapi ditebar dalam hapa selama 3 – 5 hari.

Setelah itu, larva siap untuk dipelihara selama beberapa waktu, tergantung dari kebutuhan benih yang diminta.

Itulah beberapa langkah teknik pembenihan ikan nila yang dirasa mudah dikerjakan oleh siapa saja, baik untuk usaha sampingan maupun dijadikan sebagai usaha penghasilan tetap. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar