--> Skip to main content

Teknik Pembenihan Ikan Patin yang Benar

Teknik Pembenihan Ikan Patin Infoikan.com Budidaya ikan patin menjadi favorit tersendiri untuk saat ini. Ikan patin memang tidak sepopuler ikan mas, ikan lele, dan ikan gurame. Namun, ikan ini tetap dibutuhkan oleh masyarakat. Tengok saja permintaan benih patin dari daerah Yogyakarta untuk dikirim ke seantero Indonesia.

Jumlahnya bisa terhitung jutaan ekor. Bahkan, jika dilihat dari data statistik, produksi teknik pembenihan ikan patin di Indonesia selalu meningkat. Memproduksi benih patin dalam jumlah yang cukup tidak sekedar tahu saja, tapi perlu pemahaman tentang pembenihan ikan patin yang dalam lagi.

 pemijahan ikan patin


Teknik Budidaya Pemijahan Ikan Patin

Sudah menjadi rahasia umum jika patin adalah ikan yang tidak bisa dipijahkan secara alami, tetapi secara buatan. Oleh karena itu, pemilihan induk juga tidak bisa sembarangan perlu pengetahuan dan pengalaman lapang.

Yaitu mulai dari membedakan jenis kelamin patin, memilih induk, pemijahan, penetasan, dan pemeliharaan larva. Semuanya menjadi kesatuan yang perlu dipelajari.

cara membedakan ikan patin jantan dan betina

cara membedakan ikan patin jantan dan betina


Perbedaan Induk Jantan dan Betina Ikan Patin
Cara membedakan ikan patin jantan dan betina. Sebelum melakukan pembenihan ikan patin, membedakan jenis kelamin menjadi penting bagi siapa saja yang akan terjun dalam pembenihan ikan patin ini. 

Perbedaan ikan patin sebenarnya dapat dilihat dari ciri fisiknya. Mulai dari bentuk tubuh, warna kulit, dan alat kelaminnya. 

1. Patin jantan ditandai dengan tubuh yang ramping dan panjang, warna kulit cerah agak kemerahan, serta memiliki satu alat kelamin yang berbentuk panjang. Patin jantan jika sudah matang gonad, warna alat kelaminnya akan memerah dan agak menggembung. Selain itu, bila kelaminnya diurut akan mengeluarkan cairan berwarna putih susu.

2. Patin Betina dapat dicirikan dengan tubuh yang gemuk dan agak pendek, warna kulit agak kusam dan lebih halus, serta memiliki 2 lubang pada bagian pengeluaran. Kedua lubang tersebut berfungsi untuk megeluarkan telur dan urine. 

Patin betina yang sudah siap matang gonad dapat dicirikan dengan bentuk perutnya yang membuncit, permukaan kulit lebih lembut, dan bila diurut akan keluar telur yang berwarna kecoklatan.

pembibitan ikan patin di kolam terpal


Ciri-Ciri Induk Patin yang Baik dan Siap untuk Dipijahkan
Ciri patin betina dapat dijadikan induk yang baik antara lain:
  • Saat berumur 3 tahun memiliki bobot minimal 3 kg.
  • Mulai bertelur pada umur 3 tahun atau tidak bertelur muda.
  • Bentuk tubuhnya normal atau tidak cacat.
  • bertubuh gemuk dan tidak kurus.
  • Bentuk kepala relatif kecil.
  • Tidak terdapat luka dan sehat.
  • Bila diraba, kulitnya halus dan tidak kasar.
  • Respon cepat terhadap pakan tambahan.
Sementara itu, berikut adalah tanda induk jantan ikan patin dapat dijadikan induk:
  • Saat berumur 3 tahun memiliki bobot minimal 3 kg.
  • Pada umur 2,5 bulan sudah terdapat sperma.
  • Bentuk tubuh normal dan tidak cacat.
  • Bertubuh gemuk atau tidak kurus.
  • Bentuk kepala relatif kecil.
  • Tidak terdapat luka dan sehat.
  • Kulit halus bila diraba dan tidak terasa kasar.
  • Respon cepat terhadap pakan tambahan.
Pemeliharaan Induk Pembenihan Ikan Patin
Hampir mirip pada ikan-ikan konsumsi lainnya, teknik pembenihan ikan patin pun dimulai dengan pemeliharaan induk. jenis kolam yang digunakan hampir sama. Bisa di kolam tanah ataupun di kolam tembok. 

Ukuran kolam pemeliharaan induk patin tidak perlu terlalu luas dan sebaiknya tidak lebih dari 50 m2 dengan kedalaman 1 m. Kegiatan pemeliharaan induk terdiri atas persiapan kolam, penebaran induk, pemeberian pakan, dan seleksi.

Setelah kolam pemeliharaan induk siap, induk patin bisa ditebar pada pagi hari. Kepadatannya cukup 1 ekor/m2. Pemeliharaan induk sebaiknya dipisah antara jantan dan betina. Selain itu, induk yang sudah memijah juga harus dibedakan dengan induk yang belum dipijahkan. 

Pakan yang diberikan untuk induk patin dapat berupa pelet komersial dengan dosis 3% dari bobot tubuhnya. Frekuensi pemberiannya minimal 3 kali sehari, yaitu pagi, siang, dan sore.

makalah pembenihan ikan patin


Pembenihan Ikan Patin - Seleksi Induk
Induk patin yang sudah siap memijah dapat dilihat dari kondisi perut, lubang kelamin, dan gerakannya. Induk patin yang sudah matang gonad memijah ditandai dengan perutnya yang buncit, lubang telur membengkak berwarna kemerahan, dan gerakannya lambat.

Pada induk patin yang matang gonad ditandai dengan warna tubuh yang lebih cerah disertai alat kelaminnya yang berwarna kemerahan. Selain ini, induk patin harus sehat dan tidak luka. 

Karena jika terdapat luka atau tidak sehat, dapat menghambat proses pemijahan. Bahkan terkadang induk tersebut tidak memijah. Oleh karena itu, seleksi jangan dilakukan dengan sembarangan.

cara budidaya ikan patin agar cepat besar

ukuran kolam ikan patin


Pemberokan Pembenihan Ikan Patin
Pemberokan untuk teknik pembenihan ikan patin bertujuan untuk membuang kotoran dan lemak yang masih terdapat dalam tubuh induk ikan patin. Kotoran dan lemak dapat mengganggu proses pemijahan, yaitu pada saat pengurutan telur dan sperma dari tubuh induk.

Selain itu, tujuan pemberokan ikan patin ini adalah untuk memudahkan dalam membedakan antara induk yang buncit karena mengandung telur dengan induk yang buncit karena pakan yang masih terdapat di dalam tubuhnya.

Jadi, selama masa pemberokan induk tidak diberi pakan alias dipuasakan dulu selama minimal sehari semalam. 

pembenihan ikan patin pdf

video pemijahan ikan patin

Teknik Pemijahan Ikan Patin Secara Buatan

Ikan patin adalah ikan yang tidak bisa dipijahkan secara alami. Kemungkinan hal itu disebabkan oleh kondisi lingkungan budidaya tidak sesuai dengan habitatnya sebagai salah satu faktornya. 

Oleh keran itu, teknik pembenihan ikan patin menggunakan hormon perangsang sehingga pemijahan buatan bisa dilakukan. Hormon yang banyak digunakan adalah ovaprim dan larutan kelenjar hipofisa. 

pemijahan ikan patin

cara membedakan ikan patin jantan dan betina


Penetasan Telur Ikan Patin
Penetasan telur patin banyak dilakukan di dalam akuarium dengan diamensi yang variatif. Pada umumnya, akuarium yang digunakan berdiamensi 80 cm x 60 cm x 40 cm. Akuarium-akuarium tersebut diletakkan pada rak-rak besi yang disimpan dalam sebuah ruangan.

Pada suhu ideal, telur patin akan mentas dalam waktu 18 - 28 jam. Dalam jangka waktu 10 jam setelah telur menetas, 50% air di dalam akuarium harus dibuang dengan cara disipon, lalu diganti dengan air baru. 

pembibitan ikan patin di kolam terpal

cara budidaya ikan patin agar cepat besar


Teknik Pembenihan Ikan Patin - Pemeliharaan Larva 
Telur yang sudah menetas menjadi larva tidak dibiarkan begitu saja. Justru, masa ini adalah masa paling sulit dalam melakukan pembenihan ikan patin. hal itu karena kondisi tubuh larva sangat lemah. Larva-larva tersebut harus dipelihara hingga menjadi benih dengan ukuran yang diinginkan.

Pakan Alami Larva Ikan Patin 
Larva patin mengalami perkembangan setiap saatnya, mulai dari organ hingga sifat-sifatnya. demikian pula dengan sifat makanannya. Setelah menetas, organ tubuh larva patin masih belum sempurna. Pada saat itu, larva juga belum butuh makanan dari luar, tetapi akan menghabiskan kuning telur sebagaimana cadangannya.
Baca juga: Cara Membuat Kutu Air dengan Kol dan Tanpa Bibit

Salah satu jenis pakan yang bisa diberikan adalah naupli atau larva artemia. Yang banyak beredar saat ini, artemia tersedia dalam bentuk telur atau bisa disebut kista artemia. Jadi, sebelum diberikan kista artemia harus diteteskan terlebih dulu. 

Pemberian pakan berupa artemia harus diatur, baik jumlah maupun waktunya. Waktu pemberian pakan dilakukan 3 - 5 jam sekali, yaitu pada pagi dan sore hari. Pemberian artemia pada pagi hari dilakukan setelah pergantian air.

Jumlah artemia pada setiap akuarium cukup 2 - 3 sendok makan artemia yang sudah disaring. Untuk hari berikutnya, pemberian ditambah menjadi 4 - 5 sendok. 

Pemberian naupli artemia dilakukan selama 6 hari. Setelah itu, larva diberi cacing sutera (Tubifex). Harga cacing sutera saat ini Rp.8.000 - Rp.12.000,-. Pemberian pakan cacing dilakukan secara sesuai kebutuhan, biasanya 2 - 3 kali sehari.

 ukuran kolam ikan patin

pembenihan ikan patin pdf


Perawatan Larva Ikan Patin
Teknik pemeliharaan larva dilakukan selama 14 hari dan setelah itu larva bisa dipanen. Pada saat pemeliharaan, kotoran yang ada di dalam akuarium harus disipon minimal satu kali sehari. penyiponan dilakukan pada sore hari sebelum pemberian pakan artemia.

Jika penyiponan terlambat dilakukan, kadar amoniak di dalam akuarium akan meningkat sehingga bisa menimbulkan kematian pada larva.

Pada saat itu, biasanya larva sudah mencapai ukuran rata-rata 1/2 inci. Pemanenan larva dilakukan dengan menyurutkan air akuarium hingga kurang dari setengahnya. Selain itu, larva ditangkap dengan skupnet halus. Larva-larva tersebut dipelihara lebih lanjut di kolam pendederan atau langsung dijual bila ada permintaan.

teknik pembenihan ikan patin yang benar

teknik pembenihan ikan patin yang benar


Teknik Pembenihan Ikan Patin - Pendederan Benih
Teknik pembenihan ikan patin. Kegiatan pendederan pada ikan patin tidak jauh berbeda dengan ikan lainnya. Berawal dari persiapan kolam penebaran larva atau benih, pemberian pakan tambahan, pengontrolan, dan pemanenan.

Wadah yang digunakan untuk pendederan ikan patin bisa berupa bak terpal, akuarium, ataupun bak beton. Hal yang harus deperhatikan adalah padat tebar larva dari setiap tahap pendederan.

Pada umumnya ada dua tahap pendederan yang banyak dilakukan. 
Pendederan tahap pertama dilakukan untuk mencetak benih patin berukuran 2 - 3 inci. Sementara itu, pendederan tahap kedua bertujuan untuk menghasilkan benih patin berukuran 3 - 4 inci/ekor.

Nah, benih hasil pendederan kedua inilah yang siap untuk masuk kolam pembesaran. Masing-masing tahap pendederan membutuhkan waktu selama 30 - 40 hari.

Kepadatan benih yang ditebar sangat tergantung dari luas kolam, sifat ikan, dan ukuran ikan. 

Jika pendederan menggunakan kolam tanah, padat benih patin ukuran 1 inci sekitar 50 - 100 ekor/m2, tergantung tingkat kesuburan kolam. Namun, pada pendederan tahap kedua yang benihnya sudah berukuran 2 - 3 inci, padat tebarnya cukup sekitar 25 - 50 ekor/m2.
Baca juga:
Demikian sobat sekedar berbagi tentang teknik pembenihan ikan patin ini, semoga bermanfaat dan dapat menambahkan beberapa wawasan sert pengetahuan untuk kita semua pada jenjang berikutnya. Selamat Mencoba...
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar