--> Skip to main content

Klasifikasi dan Morfologi Ikan Patin Lengkap dengan Gambar

Klasifikasi dan Morfologi Ikan Patin infoikan.com Agar kegiatan budidaya ikan patin (baik pembenihan maupun pendederan) secara intensif berhasil sesuai dengan yang diharapkan,  ada baiknya seluk beluk ikan ini diketahui secara mendalam terlebih dahulu. 

Seperti umumnya pengenalan jenis - jenis ikan budidaya lainnya, untuk mengenal ikan patin, ada beberapa hal pokok yang perlu diketahui, yaitu morfologi, syarat hidup, kebiasaan hidup, serta ikan - ikan lain yang masih dikatakan sekerabat dengannya.

Dari sabang sampai merauke jenis ikan patin ini tambah populer saja, baik menu olahannya maupun cara ternak yang cepat besarnya.

Sebelum sobat membuka usaha mengembangbiakkan ikan ini, ada baiknya untuk mengenali dulu klasifikasi dan morfologi ikan patin secara lengkap. Berikut ulasannya.


Klasifikasi dan Morfologi Ikan Patin



Klasifikasi dan Morfologi Ikan Patin

Klasifikasi Ikan Patin


Mengenal ikan patin berdasarkan klasifikasinya, taksonomi (klasifikasi morfologi) ikan patin dapat dijabarkan sebagai berikut:

Filum              : Chordata (Hewan bertulang belakang)
Kelas              : Pisces (bangsa ikan yang bernafas dengan insang)
Sub Kelas        : Teleostei (Ikan bertulang keras)
Ordo (bangsa) : (rongga perut bagian atasnya memiliki tulang sebagai alat perlengkapan keseimbangan yang disebut tulang weber)
Sub-Ordo        : Siluroidea (Bentuk tubuhnya memanjang, tidak bersisik, dan berkulit licin)
Famili              : Pangasidae (Memiliki bentuk badan agak pipih dan tidak bersisik).
Genus              : Pangasius

Ciri Morfologi Ikan Patin


Klasifikasi dan Morfologi Ikan Patin


Ikan patin dewasa panjang tubuhnya bisa mencapai sekitar 120 cm. 

Ukuran tubuh seperti ini merupakan ukuran tubuh yang tergolong besar bagi ikan-ikan jenis lele - lelean. 

Bentuk tubuh patin memanjang dengan warna dominan putih berkilauan seperti perak dan punggung berwarna kebiru - biruan. 

Ketika masih kecil, warna berkilauan seperti perak ini sangat cemerlang sehingga banyak yang menaruhnya diakuarium sebagai ikan hias. 

Ketika ukurannya semakin besar, warnanya mulai memudar sehingga kurang menarik untuk dipajang diakuarium.

Seperti halnya keluarga  ikan lele - lelean, ikan patin tidak bersisik alias bertubuh licin. 

Kepalanya relatif kecil dengan mulut terletak diujung kepala sebelah bawah. 

Disudut mulutnya terdapat dua pasang kumis, sebagaimana halnya dengan ikan lele. Kumis tersebut berfungsi sebagai alat peraba saat berenang ataupun mencari makan.

Dibagian punggung terdapat sirip yang dilengkapi dengan 7 - 8 buah jari - jari. 

Sebuah jari - jari bersifat keras. Jari-jari ini dapat berubah menjadi patil. Sisanya, 6 - 7 jari-jari, bersifat lunak. 

Sirip ekor berbentuk simetris membentuk cagak. Sirip dada memiliki 12 - 13 jari - jari lunak dan sebuah jari - jari keras yang berfungsi sebagai patil. 

Sirip duburnya panjang, terdiri dari 30 - 33 jari - jari lunak. Sementara itu, sirip perutnya hanya memiliki 6 jari-jari lunak.

Nama Lain Ikan Patin


Klasifikasi dan Morfologi Ikan Patin


Selain patin, ikan ini juga memiliki nama lokal jambal dan pengasius. 

Sementara itu, nama lain atau inggrisnya adalah catfish alias ikan kucing lantaran ada kumisnya. 

Dipulau sumatra, terutama riau, jenis yang terkenal adalah patin kunyit yang banyak ditangkap disungai - sungai.

Dipulau jawa ada yang dikenal sebagai patin jambal. Yang selain ditemukan dibeberapa sungai besar juga terdapat diwaduk - waduk.

Klasifikasi dan Morfologi Ikan Patin - Syarat hidup


Klasifikasi dan Morfologi Ikan Patin


Ikan patin sangat toleran terhadap derajat keasaman PH air yang lebar, dari perairan yang agak asam (Ph rendah) sampai perairan yang basa (Ph tinggi), dari 5 sampai 9. 

Kandungan oksigen (O,2) terlarut yang dibutuhkan bagi kehidupan patin adalah berkisar antara 3 - 6 ppm, sementara karbondioksida (O,2) yang bisa ditoleran berkisar antara 9-20 ppm. 

Alkalinitasnya antara 28 - 250. Suhu air media pemeliharaan yang optimal berada dalam kisaran 28 - 30 derajat c.

Kebiasaan Hidup


Klasifikasi dan Morfologi Ikan Patin


Sebagaimana ikan catfish lainnya, klasifikasi dan morfologi ikan patin di alam bebas biasanya selalu bersembunyi didalam liang - liang ditepi sungai atau kali. 

Ikan ini baru keluar dari liang persembunyiannya pada malam hari setelah hari mulai gelap. 

Hal ini sesuai dengan sifat hidupnya yang noctural (aktif pada malam hari). 

Dihabitat aslinya, sungai-sungai besar yang tersebar dibeberapa pulau besar di indonesia, ikan ini lebih banyak menetap didasar perairan ketimbang dipermukaan, sehingga digolongkan sebagai ikan dasar (demersal). 

Hal ini dapat dibuktikan dari bentuk mulutnya yang melebar, sebagaimana mulut ikan-ikan demersal lainnya.

Secara alami, makanan ikan patin di alam antara lain berupa ikan-ikan kecil, cacing, detritus, serangga, udang - udangan, moluska, dan biji - bijian. 

Berdasarkan jenis makanannya yang beragam tersebut, oleh para ahli ikan patin dikategorikan sebagai ikan omnivora atau pemakan segala.

Para penangkap benih ikan patin dialam dapat memperoleh ikan ini ditepi - tepi sungai pada akhir musim penghujan, sebab ikan ini memijah sepanjang berlangsungannya musim penghujan (november - maret). 

Benih - benih ini dapat ditangkap dengan menggunakan alat - alat tangkap yang umum, seperti seser atau jala. 

Waktu penangkapan yang baik biasanya menjelang subuh, saat benih - benih ikan patin berenang bergerombol dipermukaan air sungai


Karakteristik Daging Ikan Patin


Dalam soal rasa, daging ikan patin memiliki  karakteristik rasa yang sangat khas. 

Dari semua jenis ikan keluarga lele - lelean, rasa daging patin boleh dibilang termasuk yang sangat enak. 

Dari analisis kandungan gizi, nilai protein daging ikan patin juga tergolong cukup tinggi, yaitu mengandung 68,6 % protein. 

Kandungan lemaknya sekitar 5,8%, abu 3,5% dan air 59,3%. Bobot ikan setelah disiangi sebesar 79,7% dari bobot awal. 

Sementara itu, fillet yang diperoleh sekitar 61,7% dari bobot ikan.

Itulah beberapa klasifikasi dan morfologi ikan patin yang dapat Anda ketahui secara detail, agar memudahkan dalam merawatnya dalam kolam. 
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar