--> Skip to main content

Teknik Budidaya Ikan Nila di Kolam dan KJA untuk Pemula

Teknik Budidaya Ikan Nila infoikan.com Sudah tahu cara budidaya ikan nila di kolam beton? Atau ingin tahu cara memelihara ikan nila supaya cepat besar?

Siapa sih tak mengenal nila, salah satu jenis ikan konsumsi air tawar yang memiliki harga ekonomis.

Ikan nila sekerabat dengan ikan mujair yang sangat terkenal di indonesia. penyebaran ikan ini juga cukup luas.

Hampir di semua pulau di indonesia terdapat ikan nila karena ikan ini dikenal cukup mudah dalam memijah atau berkembang biak.

Jika ingin membuka usaha, berikut ini merupakan teknik budidaya ikan nila di kolam tanah bisa berkapasitas 1000 ekor serta bagaimana cara merawatnya.


Teknik Budidaya Ikan Nila



Teknik Budidaya Ikan Nila


Pembenihan

Pemijahan adalah langkah awal teknik budidaya ikan nila yang dapat dilakukan dengan dua cara. Adapun rangkaian proses pembenihan ikan nila sebagai berikut.

Baca: Cara Membuat Kolam Ikan Nila Dari Dasar

Pemilihan induk


Teknik Budidaya Ikan Nila


Induk betina ikan nila yang optimal untuk dipijahkan berukuran antara 0,5-o,6 kg/ekor. sedangkan induk jantan berukuran sekitar 1,0-1,5 kg/ekor.

Induk jantan dan betina yang telah mencapai ukuran tersebut dipelihara secara terpisah dalam kolam tembok dengan dasar tanah. 

Ukuran kolam yang efisien berkisar 25-50 m2 untuk memudahkan pemilihan induk yang matang gonad. 

Adapun kepadatan yang disarankan sebanyak 2-5 ekor/m2.

Setelah pematangan gonad induk mencapai waktunya, proses pemilihan induk mulai dilakukan. 

Induk betina ikan nila yang matang gonad mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

1) perut gendut

2) lubang genital berwarna merah.

Sementara induk jantan yang matang kelamin mempunyai ciri - ciri sebagai berikut.

1) panjang alat genital mencapai pangkal sirip perut.

2) alat genital berwarna merah.

3) jika bagian pangkal perut di urut ke arah alat genital, keluar cairan putih sperma.

Baca: Pakan Ikan Nila Supaya Cepat Besar

Teknik Budidaya Ikan Nila - Pemijahan


Teknik Budidaya Ikan Nila


Pemijahan dilakukan setelah induk dipuasakan selama 1 hari. selanjutnya, induk jantan dan betina yang matang gonad dipasangkan dalam kolam seluas 100-500 m2 dengan perbandingan 2-3 betina : 1 jantan atau berat induk betina sama dengan berat induk jantan.

Kolam memiliki dasar tanah dengan ketinggian 80-100 cm. Selama pemijahan, air masuk perlu dikontrol agar induk ikan nila mendapatkan oksigen yang cukup.

Dewasa ini, usaha pemijahan melalui teknik kawin suntik pada ikan nila sudah mulai dilakukan.

Induk betina yang sudah matang telur dirangsang hormon ovaprim dengan dosis 0,5 ml/kg bobot induk betina.

Penyuntikan dilakukan dua kali, yaitu 60% dosis pada suntikan pertama dan 40% dosis pada suntikan kedua. jeda waktu antara suntikan pertama dan kedua yaitu 6 jam.

Jika diperlukan, induk jantan juga disuntik dengan hormon yang sama. dosis yang di gunakan untuk induk jantan adalah 0,3 ml/kg bobot induk jantan.

Penyuntikan dilakukan bersamaan  dengan suntikan kedua pada induk betina.

Setelah terjadi ovulasi pertama, yaitu sekitar 10-12 jam setelah penyuntikan ke 2, dilakukan pengambilan sperma dengan cara mengurut perut induk jantan secara lembut ke arah lubang genital yang sudahdibersihkan dari air.

Sperma dikumpulkan dengan menggunakan alat suntikan atau spuit yang sudah berisi larutan fisiologis naci 0,9% (larutan untuk infus) sebanyak 1 ml. 

Selanjutnya, sperma di encerkan dengan larutan yang sama sebanyak 10 kali.

Baca: Jenis Ikan Nila dan Gambarnya Lengkap

Telur Ikan Nila


Teknik Budidaya Ikan Nila


Langkah berikutnya adalah pengumpulan telur ikan nila yang dilakukan dengan cara mengurut perut induk betina. Telur yang keluar ditampung pada cawan atau mangkok porselin.

Pembuahan dilakukan dengan cara mencampur sperma kedalam mangkok berisi telur.

Kemudian, larutan berisi sperma dan telur diaduk dan diaktifkan dengan penambahan air bersih sambil terus di aduk perlahan.

Selanjutnya, telur di masukkan ke dalam tempat penetasan telur.

Pakan Induk Ikan Nila

Pakan induk yang diberikan berupa pakan buatan atau pelet yang mengandung kadar protein sekitar 28 - 32% sebanyak 2 - 3% dengan frekuensi pemberian 3 kali dalam sehari.

Pakan yang baik akan memberikan waktu pemulihan yang relatif lebih cepat dibandingkan pakan sekadarnya.

Umumnya, induk betina ikan nila mempunyai waktu recovery dalam memproduksi telur sekitar 1-2 bulan.

Pemberian pakan induk hasil buatan balai riset perikanan budidaya air tawar dapat memangkas masa recovery menjadi 0,5-1 bulan saja. Namun, harga pakan menjadi sedikit lebih mahal, yaitu sekitar 8000,00/kg.

Baca: Panduan Lengkap Budidaya Ikan Nila untuk Usaha dan Bisnis

Pakan Ikan Nila


Teknik Budidaya Ikan Nila


Setelah menetas dan kuning telur terserap habis, larva diberi pakan artemia. biasanya, kondisi ini terjadi pada hari ke 3-5 setelah larva menetas.

Selanjutnya, larva diberi pakan cacing tubifex selama 7 hari dan dilanjutkan dengan pemberian tepung pelet sampai larva berukuran 2-3 cm.

Penyiponan dilakukan setiap pagi hari untuk membuang sisa-sisa pakan. sementara penambahan air hanya dilakukan pada bak filter.

Umumnya, induk ikan nila akan memijah secara bertahap setelah dipasangkan selama satu minggu, larva mulai dipanen dengan cara diserok setiap pagi atau sore hari.

Larva tersebut dikumpulkan berdasarkan ukuran. Umumnya, larva yang terkumpul dalam minggu yang sama dianggap sebagai satu keturunan.

Pemanenan serentak juga dapat dilakukan setelah pemasangan induk matang gonad selama 1 bulan. 

Benih dipanen dengan menyurutkan air kolam sehingga terkumpul dalam saluran caren dan ditangkap untuk segera dipelihara pada tahap pendederan.

Induk yang telah memijah dikembalikan pada kolam pemeliharaan induk untuk dimatangkan. 

umumnya, induk dapat dipijahkan kembali setelah 2 - 3 kali periode pemanenan. benih yang dipanen pada tahap ini umumnya berukuran antara 1-2 cm.

Baca: Sistem Budidaya Ikan Nila Banyak Untung


Teknik Budidaya Ikan Nila - Pendederan


Teknik Budidaya Ikan Nila


Selanjutnya, benih ditebar dikolam pendederan berukuran 100-500 m2. Padat tebar yang digunakan berkisar 100 - 250 ekor benih/m2.

Sebelum digunakan, kolam dipupuk terlebih dahulu dengan pupuk kotoran ayam dengan dosis 100 g/m2. 

Selanjutnya, kolam diisi air hingga kedalaman air kolam mencapai 1,2 m.

Selang 5-6 hari setelah kolam di aliri air, benih ikan dimasukkan. benih dipelihara selama 30 hari.

Pada masa ini, benih di beri pakan tambahan berupa pelet berukuran kecil dengan dosis 5 - 10% berat biomasa per hari dengan frekuensi pemberian minimal 3 kali sehari.

Setelah didederkan selama 30 hari, ukuran benih ikan mencapai 5-8 cm dengan berat tubuh 5 - 7 g.

Benih tersebut siap di panen dan digunakan pada tahan pembesaran, baik dikolam maupun KJA di waduk.

Pemanenan pertama dilakukan dengan cara menjebak ikan dengan jaring. Benih ikan dipancing dengan cara memberikan pakan di atas jaring.

Satu sisi jaring diikat pada bambu pancang, sedangkan sisi lainnya dipegang dan segera ditarik jika ikan sudah mengumpul. 

Langkah ini dilakukan berulang kali sampai sebagian besar jumlah ikan ditangkap.

Selanjutnya, air kolam disurutkan setahap demi setahap. Jika sudah mencapai dasar kolam dan hanya menyisakan air di daerah caren saja maka benih ikan segera di tangkap dan di tampung sebelum di angkut ke tahapan pemeliharaan berikutnya.

Baca: Pembenihan Ikan Nila yang Benar

Pembesaran


Teknik Budidaya Ikan Nila


Teknik budidaya ikan nila selanjutnya pembesaran, pembesaran ikan nila juga dapat dilakukan dikolam maupun KJA. 

Benih yang dilakukan berukuran 7 - 10 g. Untuk pembesaran di KJA, umumnya ikan nila dipelihara di jaring kolor.

Kedudukan jaring kolor tersebut berada dibawah jaring utama yang berisi ikan mas.

Kepadatan yang digunakan di jaring kolor KJA yaitu 200 kg, sedangkan kepadatan ikan nila yang dibesarkan dikola tanah dengan kedalaman 1,2 m yaitu 100-150 ekor/m2.

Pembesaran di KJA

Teknik budidaya ikan nila di KJA memerlukan waktu sekitar 3 - 3,5 bulan dan diharapkan mencapai ukuran 4 - 8 ekor/kg.

Selama masa pemeliharaan, ikan nila mendapatkan makanan dari jatuhan pelet yang diberikan pada ikan mas yang dipelihara pada jaring di atasnya.

Namun, untuk mempercepat pertumbuhan, ikan nila juga diberi pakan buatan berupa pelet dengan kadar protein 26 - 28% sebanyak 1% berat biomasa dengan frekuensi pemberian 2 kali sehari.

Secara bisnis, hasil pembesaran ikan nila di KJA seringkali lebih baik di bandingkan ikan mas.

Untuk daerah cirata, hasil panen ikan nila mencapai 600-800 kg, sedangkan di daerah jatiluhur mencapai 1-1,2 ton.

Perbedaan hasil panen ini dipengaruhi oleh perbedaan kualitas air di kedua waduk tersebut. Waduk cirata relatif lebih tercemar di bandingkan waduk jatiluhur.

Pembesaran di Kolam

Teknik budidaya ikan nila dikolam memerlukan waktu 3 - 4 bulan yang dilakukan setelah kolam selesai diolah.

Pengolahan kolam terdiri dari pengeringan yang dilakukan selama 4 hari. k

emudian yang di lakukan dengan pengapuran menggunakan kapur pertanian atau tohor dengan dosis 20 g/m2 yang di biarkan selama 3 hari.

Selanjutnya, kolam di aliri air setinggi 10 cm dan dipupuk menggunakan kotoran ayam dengan dosis 200 g/m2. setelah 3 hari, ketinggian air ditambah hingga 120 cm. pada hari ke 6, ikan nila siap ditebar.

Ikan nila diberi pakan buatan berupa berkadar protein 26 - 28% sebanyak 3 - 5% berat biomasa dengan frekuesi  pemberian 3 - 5 kali dalam sehari. 

Hasil panen per 1000 m2 yaitu 900 kg-1,2 ton. Ini berdasarkan pengalaman petani yang menerapkan teknik budidaya ikan nila sistem intensif.

Sekira selesai sudah sedikit ulasan tentang ikan nila ini, semoga bermanfaat dan selamat mencoba.        
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar